Dari awal berdirinya Republik Mesir pada 1952, setelah The July Revolution yg diusung oleh perwira tinggi militer yakni Gamal Abdel Nasser dan Muhammad Naguib sukses menggulingkan kekuatan absolut raja Farouk I, Mesir tercatat sudah tiga kali mengalami pergantian presiden dari Gamal Abdel Nasser, Anwar El-Sadat dan yang terakhir menjabat yakni Hosni Mubarak yang belum lama ini telah resmi mengundurkan diri pada februari 2011.
Dalam perjalanannya, setiap pergantian kursi kepemimpinan di Mesir selalu diwarnai dengan banyak kontroversi di dalamnya, berbagai intrik kotor selalu mewarnai dinamika Mesir dalam kehidupan sosio-politiknya, baik di dunia internasional maupun dalam negerinya, bahkan tak jarang campur tangan pihak Barat menjadi isu panas yang selalu membumbui berbagai pergolakan politik di Mesir. Kata REVOLUSI selalu didengungkan acap kali penggulingan kekuasaan atau pun pergantian presiden di Mesir. Akan tetapi, gaya kepemimpinan mereka dari era Nasser hingga sekarang ini masih tetap sama otoriter sejati.
Memang selalu ada positif dan negatifnya dari suatu perubahan, akan tetapi menurut saya yang terpenting bukanlah revolusi atau tidak, melainkan bagaimana menjaga semangat konsistensi dan ideologi demi pencapaian kesejahteraan suatu bangsa siapa pun pemimpinnya. Jangan terlena oleh euforia dari Revolusi itu sendiri, melainkan bersiaplah kawan-kawan di Mesir dalam menata pemerintahan baru yang pro_RAKYAT. Jangan sampai ketika pemimpin baru terpilih akan sama saja dengan yang terdahulu yang otoriter dan sibuk menimbun kekayaan pribadi. Kalau itu yang terjadi, Revolusi tidak lebih dari perebutan kekuasaan pihak-pihak yang tamak yang sebenarnya tidak pernah berniat untuk memajukan bangsanya.