Mohon tunggu...
KOMENTAR
Otomotif

Kereta Super Cepat di Indonesia, Mengapa Tidak?

11 Juni 2012   04:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:08 5 0
Kalau dipikir, ternyata jepang memiliki kereta peluru pertama kali pada tahun 1964. Itupun setelah melalui tahapan studi macam-macam selama hampir sepuluh tahun. artinya, jepang memulai berpikir untuk memiliki kereta peluru mulai tahun 1954, sembilan tahun setelah kalah perang dan dilanda keterpurukan ekonomi. Semua direncanakan hanya untuk kebanggaan sebagai bangsa yg telah kalah perang namun tidak kalah dalam kebanggaan teknologi. Keinginan untuk membuktikan bahwa kalah dalam pertempuran bukan berarti kalah dalam perang atau bahkan kalah dalam segalanya. Lalu.., dipikir lagi bahwa kita juga seharusnya bisa, bisa dalam hal meniru semangat seperti jepang tersebut, semangat untuk menunjukkan bahwa bangsa kita adalah bangsa yang bersemangat, berteknologi dan berkemampuan... Menguasai teknologi dibidang angkutan cepat dan masal seperti ini adalah menguasai teknologi, manajemen dan ekonomi. Terbayanglah bila hal ini terwujud, betapa kita dapat mensejajarkan diri dengan DUNIA, dalam bidang pemindahan orang atau barang. Yakinlah, bila ini menjadi capaian suatu lompatan, maka sekaligus akan menyadarkan semua pengguna dan pengelola transportasi, regulator maupun operator serta stake holder sehingga  akan membuat suatu kesepakatan yang bijak dalam menentukan pola dan system transportasi yang akan dipilih. Sudah tentu tak kan ada pihak yang tersisih maupun pihak yang terlalu dominan sehingga akan merugikan yang lain. Karena "kebijakan" pemilihan transportasi nantinya sudah dipertimbangkan secara "bijak" ala demokrasi yang timbul dari kesadaran bersama. Percayalah, bila ini terwujud maka jalanan di kota-kota besar Indonesaia tak semacet sekarang. Naik pesawat dan Kereta tak perlu antri.  Semua pihak akan senang Dalam catatan sejarah perkeretaapian di Jepang, Kereta shinkanzen pertama kali secara teoritis dapat berjalan dengan kecepatan 275 km/jam. Namun dengan berbagai alasan teknis ternyata hanya dioperasikan dengan kecepatan max 150 km/jam. Kondisi ini berlangsung bertahun-tahun sampai dirasa segala kesiapan teknis dilapangan memenuhi persyaratan dan aqkhirnya kereta dapat dijalankan sampai dengan maksimum kecepatan sesuai rencana.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun