LIMA tahun lalu, tepatnya pertengahan Mei 2008, publik sepak bola Italia terbelah. Lantaran saat itu muncul dua opini yang mewakili masyarakat “Negeri Piza” jelang rilis resmi 23 pemain ke Piala Eropa 2008 Austria-Swiss. Penyebabnya satu: Alessandro Del Piero.
Banyak yang menginginkan pelatih Italia saat itu, Roberto Donadoni, memanggil striker yang kala itu membela Juventus. Maklum, Del Piero merupakan pemain tersubur di Seri A musim 2007/08 dengan 21 gol.
Terlebih, publik Italia yang dikenal melankolis tentu tidak melupakan jasa pemain yang dijuluki “Il Pinturicchio” saat menjuarai Piala Dunia 2006. Ya, berkat assist dan gol Del Piero ke gawang Jerman membawa Italia lolos ke final, dan juara!
Dua faktor itu yang membuat dukungan publik, termasuk media mengalir deras kepada Del Piero. Hingga, sepanjang Mei muncul berbagai opini publik melalui berbagai media ternama di Italia yang bernada desakan kepada Donadoni. “Bagaimana mungkin kami meninggalkan seorang pemain juara di rumah?”
Di sisi lain, tak sedikit pula yang bereaksi tegas melakukan penolakan terhadap keputusan tersebut. Pasalnya, Del Piero saat itu sudah menginjak 33 tahun. Untuk pemain yang bermain di posisi penyerang, usia seperti itu memengaruhi pergerakan hingga menjadi lambat. Alhasil, publik yang kontra dengan pemanggilan Del Piero khawatir keberadaannya akan meciptakan disharmoni di lini depan.
Soalnya, saat itu barisan penyerang Italia sudah ideal karena diperkuat pemain yang tampil bersama-sama sejak kualifikasi. Antonio Cassano masih berusia 25 tahun, Fabio Quagliarella (25), Marco Borriello (30), Antonio Di Natale (30), dan Luca Toni (31).
Cassano-Quagliarella disebut sebagai pasangan serasi karena sama-sama dalam puncak performa dan masih muda. Keduanya akan dilapis Borriello dan Di Natale yang tampil impresif sepanjang kualifikasi. Sementara, nama terakhir merupakan pilihan prerogatif Donadoni. Itu karena Toni sukses menjadi topscorer di Bundesliga Jerman bersama Bayern Muenchen.
Nah, pada akhirnya Donadoni menyerah dengan desakan publik dan memanggil kembali Del Piero. Donadoni juga memberikan ban kapten kepada Del Piero menyusul cederanya Fabio Cannavaro beberapa hari sebelum berangkat ke Piala Eropa 2008.
Bahkan, sosok yang sebelumnya melatih Parma itu menyebut keberadaan Del Piero membuat skuatnya kian tajam. Alasannya jelas, Italia memiliki dua pemain yang menjadi topscorer di dua kompetisi elite Eropa. Del Piero di Seri A dan Toni (Muenchen). Itu menjadi nilai lebih dibanding 15 tim lainnya yang berlaga di Austria-Swiss.
Namun, ekspektasi itu ternyata tak kesampaian. Pasalnya, duet Del Piero-Toni sama sekali tidak bertaji dan keduanya gagal membobol gawang lawan. Itu berlanjut pada penampilan buruk Italia yang hanya mampu mencetak tiga gol di fase grup. Itu pun bukan dari barisan penyerang, melainkan bek Christian Panucci dan dua gelandang, Andrea Pirlo dan Daniele De Rossi.
Alhasil, Italia, sebagai juara Piala Dunia sebelumnya tampil mengecewakan dan disingkirkan Spanyol di perempat final. Imbasnya, keputusan memanggil Del Piero-Toni membuat karier Donadoni terhenti.
Kembali Terulang
Kini, tampuk kepelatihan tim yang meraih empat gelar Piala Dunia itu dipegang Cesare Prandelli. Pria 56 tahun itu pun berhadapan dengan situasi yang nyaris sama dengan Donadoni. Yaitu opini publik mengenai pemanggilan striker AS Roma, Francesco Totti.
Kebetulan, musim ini pemain yang menyatakan pensiun dari timnas sejak 2006 itu sedang naik daun. Totti sukses membawa Roma memimpin klasemen sementara Seri A dengan rekor mengesankan, meraih tujuh kemenangan beruntun.
Pemain yang kerap dipanggil “Il Principe” atau sang Pangeran itu juga memuncaki daftar pemain terbanyak yang melakukan assist, enam kali. Selain itu, Totti lumayan tajam dengan mencetak tiga gol dari tujuh laga. Dua di antaranya bahkan tercipta ke gawang tim sekelas FC Internazionale pekan lalu.
Catatan apik itu membuka mata publik Italia yang kini tidak memiliki penyerang tajam. Mereka merindukan sosok bomber legendaris seperti Paolo Rossi, Salvatore Schilacchi, Roberto Mancini, Roberto Baggio, dan Del Piero. Memang, Italia masih mempunyai Mario Balotelli yang tergolong tajam. Tapi, striker yang membela AC Milan itu sangat temperamental dan sulit diatur. Balotelli cenderung berlaku kontroversial ketimbang berprestasi bersama tim yang dibelanya.
Itu pula yang membuat mereka mengalihkannya kepada Totti. Gayung pun bersambut karena Prandelli masih membuka pintu terhadap pemain tersubur kedua Seri A sepanjang masa itu. Bahkan, Prandelli sempat berseloroh, kalau Piala Dunia digelar November mendatang, dia pasti akan memanggil Totti. Ucapannya itu menimbulkan antusiasme dari masyarakat Italia yang memang mengakui kualitas Totti.
Masalahnya, 27 September lalu, Totti baru merayakan ulang tahun ke-37. Jika memang dia dipanggil Prandelli ke Piala Dunia 2014 di Brasil, kelak berarti usianya hampir 38 tahun! Tak terbayangkan gerakan dari seorang pemain di lini depan yang mendekati uzur karena dua tahun lagi menginjak 40 tahun. Toh, lima tahun lalu, Del Piero yang masih berusia 33 tahun saja sudah kepayahan tampil di Piala Eropa.
Apalagi, nanti kalau Totti benar-benar dipanggil Prandelli. Terlebih, Piala Dunia diikuti 32 tim dari seluruh dunia, termasuk tim tradisional dari Amerika Latin seperti Brasil, Argentina, dan Uruguay. Bukan tidak mungkin, keputusan itu akan jadi santapan empuk tim lawan. Alhasil, ujung-ujungnya Italia lebih dulu masuk kotak dan nasib buruk Donadoni pun ikut dirasakan Prandelli.***