Pemilu 2024 telah berakhir, namun tahapan sidang sengketa perselisihan hasil pemilu masih belum final. Perihal sengketa Pilpres 2024 ini tak sedikit masyarakat yang masih menjadikan sebagai topik hangat saat di kedai, warung kopi, hingga di dunia maya. Bahkan saat momen lebaran sekalipun, sidang Mahkamah Konstitusi (MK) masih menjadi tema utama.
Menyimak perpolitikan saat ini memang bak nonton serial drama korea atau setidaknya mirip sinetron. Selain penasaran, ada pula rasa gusar terkait hasil putusan MK. Tentu ini terkait para jagoannya. Apakah MK bakal mengabulkan gugatan kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan mendiskualifikasi pasangan Prabowo-Gibran, atau sebaliknya? MK justru mensahkan pasangan yang disokong banyak partai itu?
Serial MK ini benar-benar seru dan sayang untuk ditinggalkan. Ya namanya juga politik, sifatnya tentu dinamis dan pastinya bakal menyisakan keseruan tersendiri bagi publik. Apabila tepat sesuai jadwalnya, pengumuman hasil sidang MK baru akan diumumkan Senin 22 April 2024 mendatang.
Namun di tengah penantian "gedog palu" MK, ada satu hal menarik yang cukup sayang untuk dilewatkan. Adalah fenomena PDIP, yang selalu memenangi pesta demokrasi secara hattrick. Berturut-turut sejak Pemilu 2014, 2019 dan kini, pada Pemilu 2024 PDIP mengantungi 25.387.279 suara sah (16,72%). Sayangnya, kemenangan PDIP tak diikuti kemenangan pemilihan presiden (Pilpres) sebagaimana dua pemilu sebelumnya.
Jagoan yang diusungnya, Ganjar Pranowo-Mahfud MD hanya mampu mengumpulkan 27.050.878 suara (16,47%) yang tentunya lebih rendah dari perolehan pasangan Anies-Muhaimin Iskandar dengan total 40.971.906 suara (24,95%). Serta, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang berhasil meraih 96.214.691 suara (58,59%) (CNBC, 20/3/2024).
Opsi bagi PDIP
Kita semua tahu hasil sidang MK belum memberikan kabar yang berarti. Tapi terkait kemenangan PDIP di pemilu legislatif, tentu tetap menjadi magnet tersendiri terutama bagi partai-partai koalisi pengusung pasangan Prabowo-Gibran.Â