Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Mengapa Kita Ada di Sini

18 November 2011   06:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:31 50 0
Menarik bagi saya memperhatikan diskusi di kompasiana. Karena perkembangan (keterbukaan) media terelebih dalam konteks internet masih seumur jagung, maka kita sebenarnya belum siap menghadapi konsekwensi yang mungkin terjadi. Mislnya bagaimana kita mensikapi orang lain yang berbeda pendapat, bagaimana mensikapi tulisan yang dianggap mengganggu moral, hingga menjaga diri untuk tidak menulis hal-hal yang tidak layak baik itu pornografi atau kata-kata kotor (menghujat). Sepertinya butuh waktu agar kita lebih bijak menyukapi abad keterbukaan informasi, sepertihalnya kompasiana tidak membatasi tulisan yang masuk, sebab sensor pada hakikatnya ada di tangan kita sendiri. Kehadiran kita di kompasiana, atau di media sosial yang lain, sebenarnya selain bentuk kreatifitas dan produktifitas, juga sebagai bentuk kepedulian kita dalam mengisi ruang maya, sebalum diisi orang lain dengan konten yang negatif. Karenanya kita harus berlomba untuk mengisi ruang terbuka ini dengan hal-hal yang lebih positif dan produktif. Seperti halnya pada dunia nyata, kita pun harus menjalin persahabatan secara baik (tidak saling menjatuhkan/memojokkan). Di sisi lain, pada aspek popularitas, sesungguhnya dengan kita hadir diruang maya, tanpa bayar, sudah menjadi jaminan bahwa kita berpotensi untuk populer. Hanya saja, dalam sosial media, popularitas bukan hal utama, melainkan ikutan saja. Yang utama dari kehadiran kita di media sosial adalah semangat berbagi dan saling membantu satu sama lainnya. Itulah hakikat kekuatan dari media sosial, disana kita bisa saling mendapatkan informasi dan hal-hal lainnya. Karenanya menjadi dingkron antara semangat berbagi (informasi) dengan popularitas dan saling menjaga pertemanan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun