Seperti beberapa tahun sebelumnya pada perayaan Cancer Research ini. sekolah dan beberapa perusahaan serta instansi pemerintah di liburkan. Ini memang hari libur bersama dan kami selalu merayakannya dengan kegiatan olahraga. Biasanya kami berjalan bersama sekitar 7km-an.
Hari ini memang terasa begitu istimewa. Karena kami akan melakukan lomba lari. Tidak seperti biasanya yang hanya melakukan gerak jalan tanpa ada pemenangnya. Beberapa pakaian beserta nomor peserta telah dibagikan sejak dua hari yang lalu.
Sekian peserta telah di persiapkan sebelumnya. Peserta lomba lari ini memang tidak bisa mendaftarkan diri. Karena pesertanya dipilih oleh setiap orang lain, boleh tetangga, sahabat, tman atau siapapun yang di inginkan. Uniknya dalam lomba ini, peserta yang dipilih adalah orang yang jarang berolahraga atau orang yang malas berolahraga. Entah maksudnya sebuah sindiran atau teguran supaya rajin berolahraga. Yang jelas kami menanggapi semuanya dengan suka dan ceria. Kami menganggap itu semua sebagai hiburan saja.
Kami sudah menduganya sejak awal. Dari sekian peserta lomba lari itu, seluruh anggota keluarga kami terpilih untuk menjadi peserta lomba lari. Kami tau itu ketika surat pemberitahuan dan nomor peserta kami terima, dua hari sebelum pertandingan lari itu diadakan. Pada hari itu penerimaan surat itu pun kami langsung sibuk merencanakan akan berbelanja kebutuhan untuk lomba lari tersebut.
****
Kami berempat langsung menuju ke mini market menggunakan mobil ibuku. Kami dengan senangnya menyambut pertandingan lari yang akan di gelar dua hari lagi. Daftar belanjaan sudah di catat ibuku dan di simpan di dompetnya. Tidak ada sedikit pun rencana berlatih, yang ada di pikiran kami semua saat itu adalah persiapan pakaian dan peralatan yang diperlukan saja. Kami memang bukan pelari sesungguhnya.
Tiba di parkiran mini market, kami melihat Helen sedang membuka pintu mini market. Helen adalah tetanggaku, dia sangat pintar dan selalu juara kelas di sekolah. Setelah mobil di parkir, kami dengan segera menuju pintu mini market. Aku langsung mencari Helen. Sementara ibu dan kedua adikku langsung sibuk berbelanja.
Aku bertemu dengan Helen, ternyata dia bersama keluarganya. Sama seperti kami, mereka pun adalah keluarga yang terpilih untuk mengikuti lomba. Helen memang pintar, kutu buku dan jarang terlihat bergaul dengan tetanga yang lainnya. Apalagi urusan olahraga, rasanya aku nyaris belum pernah melihat dia aktif dalam kegiatan olahraga apapun. Helen biasa bertemu denganku di sekolah, atau pada saat ada acara-acara tertentu di komplek perumahan kami.
Helen sepertinya senang sekali, sama seperti kami. Dia dengan riang bercerita bahwa dia akan berusaha untuk menjadi juara. Lucu juga rasanya, melihat Helen dengan kacamata tebalnya berkata "Aku akan berusaha!" sambil mengepalkan tangan. Dia terlihat sangat serius untuk mengikuti dan memenangkan lomba ini. Sekilas terpikir olehku, mungkin dia bisa saja menang dalam lomba lari ini. Kami memang terlalu berat untuk berlari, berbeda dengan Helen yang langsing, pasti dia akan jauh meninggalkan kami. Biarlah! Hasil lombanya memang tidak terlalu di penting bagi kami, yang penting buat kami adalah ikut memeriahkan saja.
Saat aku menuju keluargaku, aku langsung mengernyitkan dahi. Ternyata adikku membawa beberapa barang yang tidak ada di dalam daftar. Botol minum ukuran Jumbo, lengkap dengan Tupperware untuk membawa makanan. Hmm! Mental makan adikku memang paling memonjol. Dia tidak akan rela meninggalkan sarapan paginya. Dan tidak mau ketinggalan untuk makan siang. “Aku tidak akan membiarkan perutku keroncongan”. Begitulah dia berkata, ketika aku tanya tentang barang barang yang dia bawa itu.
Ibuku sempat-sematnya memilih aneka ikat rambut dengan bentuk telinga kelinci berwarna merah. Dia berkata itu adalah aksesoris agar terlihat unik dalam lomba nanti. Hmmm! Heran juga,ternyata semua barang yang dibeli di luar daftar, lebih banyak daripada yang ada dalam daftar yang dibuat sebelum berangkat tadi. Sudahlah! Ini kan hanya hiburan saja, yang penting semuanya merasa senang. Walaupun biasanya berakhir dengan pemotongan uang sekolah kami.
****
Hari ini adalah hari yang sangat istimewa. Inilah saatnya pertandingan lari akan dilakukan. Sejak pagi sekali kami sudah bersiap dari rumah. Kathryne, adikku yang memakai baju dan celana merah sudah menunggu di depan rumah. Ibu dan ayahku sedang bersiap di kamar mereka. Sementara aku masih menghabiskan sarapanku, aku memang bangun kesiangan hari ini. Aku hanya mencuci muka dan menyikat gigi saja. Setelah selesai sarapan, aku segera berganti pakaian.
Ibu dan adikku sudah beberapa kali berteriak memanggilku. Aku pakai sepatu dengan tergesa dan kemudian setengah berlari menghampiri mereka. “Dasar tukang tidur” begitulah adikku berkata sambil cemberut ketika aku sampai di depan rumah. Aku berniat mencubit pipinya, namun dia dengan cepat berlari untuk mengindar.
Setelah di tegur ibuku, kami akhirnya berdamai. Aku bertugas membawa botol minum ukuran jumbo milik adikku, karena adikku membawa makanan yang dia siapkan untuk mekan siang. Padahal sepengetahuanku, acara ini akan selesai sebelum waktu makan siang. Aku menggerutu sambil berjalan bersama adik dan kedua orang tuaku.
Sesampainya di plymouth hoe, kami disambut beberapa tetangga yang sudah bersiap untuk mengikuti kegiatan lomba lari. Helen juga sudah terlihat bersama seluruh anggota keluarganya. Baru saja kami mengobrol sebentar, tak lama kemudian terdengar panitia sudah memberikan pengumuman. Bahwa beberapa menit lagi lomba akan dimulai.
****
“Lomba lari ini adalah lomba yang di ikuti peserta yang di pilih oleh orang lain. Tetangga dan saudara yang berdekatan adalah pnentu siapa yang akan mengikuti lomba. Dan untuk saat ini seluruh peserta telah hadir. Oleh karena itu akan di umumkan sekarang, bahwa lomba ini akan menempuh jarah 7 km dari plymouth hoe menuju ke Frances Drake Statue. Tapi perlu di ingat bahwa pemenang yang berhak mendapatkan hadiah adalah seluruh anggota keluarga yang sampai pertama disana. Jadi, jika hanya sebagaian saja yang sampai maka pemenang belum dapat di tentukan. Oleh karena itu, kekompakan dan kebersamaan sangat menentukan disini”