Eksistensi dongeng di tengah kemajuan dunia elekronik menjadi sebuah wacana yang mulai di kembangkan oleh sebagian organisasi dan individu yang memiliki kepedulian terhadapnya. Salah satunya adalah PARADOKS (Parade Dongeng Anak Nusantara), yaitu sekelompok kompasianer yang akan menggelar festival dongeng anak clasic dan futuristic pada tanggal 23-24 April 2011. Aksi yang dilakukan pada hari itu adalah akan mempublish dongeng-dongeng anak secara bersamaan. Karya yang telah di publikasi itu rencananya akan di inventarisir dan diabadikan dalam media cetak (buku).
Mengapa dongeng masih perlu digunakan dan apa saja manfaatnya?
Pada dasarnya, dongeng adalah salah satu media hiburan bagi anak anak, karena dengan dongeng anak anak bisa merasa tenang dan nyaman dalam menjelajahi cakrawala imajinasinya. Sementara itu sebagai pendongeng (khususnya orang tua) dituntut untuk senantiasa bisa memiliki wawasan yang kreatif, edukatif dan imajinatif, sehingga sajian dongeng bisa menjadi sebuah hiburan yang bermanfaat ganda bagi anaknya, yaitu memberikan hiburan dan petuah di dalamnya.
Secara garis besar dongeng bermanfaat bagi perkembangan psikologi anak dan keharmonisan hubungan dalam sebuah keluarga. Dimana didalamnya terjadi intraksi hubungan yang harmonis antara pendongeng (orangtua) dan yang menyimak dongeng (anak). Lebih jelasnya adalah sebagai berikut :
Pertama, anak akan memvisualisasikan latar, tokoh dan keseluruhan situasi yang terjadi dalam sebuah dongeng, sehingga daya kreativitasnya dalam berimajinasi akan senantiasa dipicu. Dari sini maka jika dongeng di berikan dengan kontinuitas yang relatif stabil maka daya kreasi anak pun akan semakin terpicu untuk lebih kreatif lagi. Dengan kata lain dongeng bisa mengasah daya fikir dan imajinasi anak.
Kedua, metode penyampaian pesan moral yang efektif. Mengintip keberhasilan orang tua dalam menyampaikan pesan moral atau wejangan melalui dongeng memang sudah menjadi sebuah alasan dongeng kembali di galakan. Dalam hal ini, nasihat atau pesan pesan moral yang disampaikan orang tua kepada anaknya, akan lebih cepat diresapi dan diterima oleh pendengar (anak anak) melalui dongeng. Kemasan cerita yang di pilih memang menjadi salah satu penentu muatan moral yang disampaikan.
Ketiga, menumbuhkan minat baca. Anak usia pra-sekolah yang kerap kali mendegarkan dongeng, akan terpancing untuk mencari dan membaca cerita yang telah di dengarnya tersebut ketika dia telah bisa membaca. Dari sini diharapkan anak yang diawali dengan membaca dongeng tersebut akan terpancing untuk membaca buku/tulisan yang lebih variatif seperti sains, sosial budaya, agama dan sebagainya.
Keempat, Dongeng menjadi sebuah jembatan spiritual yang mengarah pada kedekatan emosional antara pendongeng dan penyimaknya. Dalam hal ini orang tua sebagai pendongeng akan mendapat nilai plus dari anaknya, sehingga kedekatan emosional itu menjadi sebuah manfaat yang secara tidak langsung diperoleh dari aktifitas mendongeng. Tak dapat dipungkiri penulis sebagai contohnya merasakan begitu hanyatnya seorang ibu waktu dulu menceritakan dongeng, sehingga pada saat ini sosok ibu menjadi sorang yang angat dirindukan.
Kelima, memicu daya kreatifitas dan memancing wawasan luas bagi orang tua. Daya kreatifitas berfikir anak yang telah diberikan dongeng, bisa memicu dan menimbulkan rasa keingin tahuan yang begitu banyak. Maka orang tua senantiasa dituntut untuk mencari jawaban atas semua pertanyaanya. Selain itu orang tua juga akan diasah kreatifitasnya dalam penyampaian jawaban, karena baik kosakata maupun kejadian yang berlangsung tidak bisa diterima/dimengerti oleh anak pada beragam usianya. Sehingga orang tua akan mengalami perkembangan wawasan dan kreatifitas yang drastis.
Dari sekian manfaat dongeng untuk anak, orang tua seyogyanya harus bisa memilih dongeng yang sesuai untuk perkembangan psikologi anak. Disini beberapa dongeng memang memiliki nilai budaya yang luhur namun seorang anak belum tentu bisa menyaring dan memposisikan muatan moral ada di dalamnya. Sebgai contoh dongeng : Dongeng klasik Sangkuriang yang mengisahkan romantika percintaan anak kepada ibunya, dan dongeng lain yang bisa diterima dan ditafsirkan oleh orang dewasa. namun bagi anak sebaiknya tidak di berikan terlbih dahulu. Karena dikhawatirkan akan menimbulkan pemahanan yang negatif bagi perkembangan psikologi anak.
Dongeng dan manfaat yang bisa disisipkan dalam ceritanya.
Ada tiga jenis dongeng yang biasa di berikan kepada anak anak yaitu, dongeng binatang/fable, dongeng biasa dan dongeng lelucon. Dari ketiga dongeng yang disebutkan semuanya bisa diberikan orang tua kpada anaknya dengan cara memilih content cerita yang sesuai. Dalam hal ini modifikasi atau bahkan dongeng karya sendiri bisa menjadi pilihan yang bisa diberikan, dengan kata lain orang tua dituntut untuk bisa mencari sebanyak banyaknya sumber dongeng atau inspirasi untuk membuat dongeng baru, sebagai bahan untuk mendongeng.
Jenis dan manfaat ketiga dongeng tersebut diantaranya adalah :
Pertama, Dongeng binatang/fable. Dalam dongeng ini binatang bisa berbicara dan bertingkah seperti manusia, sehingga muatan moral yang bisa diberikan daiantaranya : anak bisa memahami perasaan binatang jika tiak diberi kasih saying oleh majikannya. Menggambarkan perwatakan binatang dan sifat baik dan buruknya, contoh kesombongan kelinci yang di kalahkan dalam loba lari oleh kura kura. Menggambarkan kerukunan semut yang senantiasa saling menyapa kepada kawanananya, selain itu semut memiliki ketekunan bekerja sehingga di musim hujan mreka memili persediaan makan yang banyak.
Kedua, Dongeng biasa. Dongeng ini mengisahkan cerita yang memiliki kisah kisah bermuatan suka dan duka yang di kemas sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang menarik dan bermuatan moral. Dongeng klasik yang biasa di ceritakan adalahsperti dongng bawang putih dan bawang merah. Manfaat dari dongeng ini biasanya memiliki kisah retorika dalam cerita yang bis di tmukan pada kehidupan sehari hari. Sebagai contoh rasa saling sayang menyanyi antara sahabat, keluarga dan seluruh lingkungan yang ada. Dalam dongeng ini kecenderungan kemiripan dengan realita yang ada memang lebih besar daripada dongeng binatang/fabel.
Ketiga, Dongeng lelucun. Dongeng ini lebih banyak memuat cerita cerita humor yang menyuguhkan hiburan bagi anak seperti dongeng sikabayan (jawa barat) yang lugu dan penuh dengan akal dalam kehidupannya shari hari. Manfaat dongeng ini selain hiburan bisa juga disisipkan nilai nilai moral yang ada dari tokoh didalamnya, dan pendongeng dalam hal ini harus bisa mengolahnya sedmikian rupa sehingga dongeng tersebut tidak hanya memiliki manfaat sebagai hiburan saja.
Terlepas apakan dongeng masih menjadi salah satu media yang digunakan orang tuan untuk menghibur anaknya atau menjadi media penyampaian nilai moralitas kehidupan, yang jelas dongeng memang menjadi salah satu budaya yang memiliki nilai positif jika di berikan dengan baik kepada anak. Namun demikian eksistensi dongeng dewasa ini memang mulai berkurang karena tersisihkan oleh perkembangan media elektronik yang semakin pesat.
Dengan demikian mari kita budayakan kembali mendongeng sebagai salah satu budaya yang memilki nilai nilai pelestarian budaya yang luhur ini. Selain itu sisi positifnya yang ada antara perkembangan psikologi anak, perkembangan wawasan orang tua, serta hubungan antara orang tua dan anak bisa menjadi salah satu alasan untuk kita membiasakan mendongeng kepada anak.
*****O*****