Bahkan media ini mengungkapkan, dengan kecintaannya pada kaus oblong, Ganjar mampu mematahkan citra pejabat publik yang selama ini kerap dipandang formal, termasuk dalam hal busana, menjadi lebih kasual dan santai.
Hari ini kita pun kembali membaca pesan yang disematkan Ganjar lewat kaus oblong yang dikenakannya: I love IKN "Nusantara".
Ganjar mengenakan kaus itu ketika berolahraga pagi di Balikpapan, Kaltim, dan menyempatkan menghabiskan semangkuk bubur Manado. Foto itulah yang kemudian bisa kita lihat dalam unggahan medsos pribadinya.
Pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Penajam Paser Utara Kalimantan Timur, kita tahu, adalah gagasan tentang kemajuan. Keberanian Jokowi mengambil langkah ini benar-benar menegaskan kembali bahwa dia salah satu pemimpin yang visioner.
Jokowi jelas ingin pemerataan dan berkeadilan terwujud, bukan menjadikan Indonesia sebagai Jawa Sentris, melainkan Indonesia-Sentris. Bayangkan saja, negara ini memiliki 17 ribu pulau yang tersebar di mana-mana, namun perputaran ekonomi lebih dari 50 persennya hanya berkutat di Pulau Jawa, termasuk Jakarta.
Ganjar tampak jelas mendukung gagasan besar itu. Lewat kaus yang dikenakan itulah, ia secara tegas memperlihatkan sikapnya.
Bahkan saat dimulainya pembangunan Ibu Kota Nusantara ini, yang ditandai dengan penyerahan air dan tanah dari berbagai provinsi di Indonesia, Ganjar pun tidak asal-asalan membawakannya.
Ganjar lebih dulu berkonsultasi dengan para tetua Jawa tentang tanah dan air yang akan dibawa ke IKN. Atas rekomendasi para orang tua itulah Ganjar kemudian mengambil air dari dari pertapaan Bancolono Tawangmangu, dan tanahnya dari Gunung Tidar di Magelang Jawa Tengah.
Gunung Tidar diaggap sebagai pusatnya bumi, sedangkan air dari Bancolono itu diambil karena disana terdapat sendang wedok (perempuan) dan sendang lanang (pria). Diyakini para raja-raja di tanah Jawa memanfaatkan sendang itu sebagai alat sesuci sebelum melakukan ritual atau kegiatan sakral kerajaan.
Terlepas apakah itu mitos dan lain sebagainya, secara jelas Ganjar menginginkan Ibu Kota Nusantara kelak dapat mendatangkan kesejahteraan bagi masyatakat Indonesia. Itulah harapan yang dibawa sosok rambut putih ini untuk Ibu Kota Nusantara.
Lewat kaus yang dikenakannya itu, disadari atau tidak, Ganjar telah menebarkan cinta. Ia mengajak  kita semua untuk tidak bosan mencintai negara ini, terus merasa bangga, dan senantiasa menjaga persatuan.
Pesan itu semakin terang jika kita menyimak pantun yang ditulis Ganjar:
"Makan bubur Manado di Balikpapan
Jangan lupa mampir beli ikan
Demi cerahnya masa depan
Nusantara harus kita perjuangkan."
Sesederhana itulah sosok Ganjar Pranowo bagi kita. Ia mampu membuat kita senang hanya dengan kaus dan pantun, bukan dengan janji-janji manis yang jauh di angan-angan.