Hal-hal yang bukan dunia, belum dirasakan sebagi perubahan. Kayak sikspek, hehehe. Apalagi masuk surga dan jauh dari neraka.
Ini PR saya pribadi khususnya mengubah paradigma, pikiran, dan pandangan.
Asli saya ga menyalahkan siapa-siapa. Mungkin perubahan berupa shalat tepat waktu, hidup berbalut sunnah, belom mengakar saja, dan ini tugas saya banget untuk terus menyadarkan itu.
Sehingga kemudian para mitra kalah sama keselnya sama sistem PayTren yang belum rampung-rampung, hehehe.
Kalah juga sama rupiah yang melorot. Kalah sama bayangan bonus di tempat yang baru. Kalah sama kebutuhan
Ada seorang Duta PayTren, sebut aja namanya Daud, eh ini nama beneran yah, hehehe. Dia bilang, memang keberkahan di PayTren terasa sekali. Anak dan istrinya sehat dan pada mau belajar ngaji. Di PayTren juga diingatkan untuk sedekah terus kata dia. Dan itu gak akan didapatkan di tempat yang lain, nih Daud yang ngomong nih.
Sebenarnya yang harus dibangun memang soal ini yakni mendirikan yang wajib, menghidupkan yang sunnah. Keberkahan. Saling tolong menolong. Ini sedianya awal PayTren didirikan dan sampai kapan pun.
Selebihnya jika ada soal bisnis, maka itu soal nasionalisme, perjuangan tegak di negeri sendiri dan berkibar di negara-negara orang. Bukan soal keegoisan. Bukan soal pribadi.Bukan soal rekening dan duit
Secara juga kebutuhan ya udah ada Yang Nanggung. Juga keperluan. Semua ditanggung. Kebutuhan dan keperluan dadakan dan jangka panjang, pun ditanggung. Ga ada yang ga ditanggung. Asal mau deket dan mau minta sama Allah.
So? Ini bukan soal marketing plan. Bonus. Atau apa. Yang memang pastinya ada kekurangan, keterlambatan dan kebelomsempurnaan sistem. Tapi ini lebih ke transformasi nilai. Perubahan dan perbaikan hidup dan kehidupan. Diri sendiri, keluarga, lingkungan, dan ke seluas-luasnya dan sebanyak-banyaknya orang.
That's PayTren. Bringing values. Transforming values.
Daud salah seorang Duta PayTren yang tadi itu, ngomong ke saya lagi begini, "Ini yang selalu saya pegang Ustadz. Bener banget. Dari 2014 saya kayaknya udah yang paling kebal dah kalau dikatain orang. Sebab tau, dengar dan merasakan apa yang Ustadz katakan, bahwa yang dijual di PayTren itu perubahan hidup."
Yes! Yes! Yes! Yang dijual PayTren itu perbaikan dan perubahan hidup. Believe me. Soal rumah, mobil, dan yang lainnya, minta aja sama Allah.
"Siap, bekal nih buat saya sampaikan ke kawan-kawan." Kata Daud.
Daud ini juga sekarang jadi sikspeks. Nah, peristiwa sikspeks ini bukan peristiwa biasa. Itu PERISTIWA PAYTREN.
"Lah kok bisa nyambung ke PayTren, ustadz, hehehe?" Tanya Daud.
Bisa lah. Di mana emangnya perubahan menuju dan menjadi sikspeks itu terjadi? Kan ketika the gemukers, the bunciters sebelum di PayTren. Daud kemudian ketemu saya kemudian Daud beraktivitas di PayTren. Atas izin Allah. Dan atas izin Allah juga pas di PayTren, Daud jadi sikspeks.
Yang belom, ya emang gitu. Ada yang telat, kayak saya, hahahaha. Ada yang cepet. Ada yang langsung dapat "hidayah", ada yg belum-belum dapat. Tapi bakal dapat.
"Hahaha, bener ya Ustadz... Masya Allah!" Jawab Daud.
Belom lagi perubahan dan perbaikan kayak; dari ga sayang istri, jadi sayang. Ga sayang suami, jadi sayang. Ga hormat, ga taat, sama ayah ibu, jadi taat. Dan lain sebagainya
"Wah mahal banget ini. Ibu saya nangis depan Ka'bah saat itu gara-gara saya pernah SMS beliau saat kajian di istiqlal disuruh sama Ustadz kan, bahwa saya mau umrohin beliau, padahal saat saat itu saya pengganguran. Tapi atas izin Allah, tahun 2017 saya nyampe ke Mekkah sama ibu saya, Ustadz, Sama ayah juga. Kajian di istiqlal itu masya Allah sejarah banget, spesial banget. Kajian itu Ramadhan tahun 2016. Ibu saya setelah kejadian SMS itu. Tidak pernah putus dhuha sama tahajud." Kenang Daud.
Nah, yang kayak begini-begini nih. PayTren kalo bisa mentransformasikan ini, membawa kepada perubahan dan perbaikan, woooooowww... Subhaanallaah... Betapa Allah Ridha sekali.
"Aamiin, setiap kejadian di PayTren pasti ada hikmahnya, seneng banget saya. Makanya, saya selalu ingat apa kata Ustadz, kedepanin baik sangka dulu. Jangan keburu panasan, PayTreners itu hatinya harus seluas samudra." Imbuh Daud.
Namun, di sisi lain, sebagai pengejawantahan 'Robbanaa aatinaa fiddunyaa hasanah, wafil aakhirati hasanah waqinaa 'adzaabannaar'... Ya omset, transaksi, bisnis, kudu jalan banget-banget.
Pelatihan-pelatihannya kudu seimbang. Dengan memainkan manajemen waktu dan pembagian sesi, yang bijak. Juga saat bekerja. Saat jualan. Saat mengajak. Saat promo. Saat presentasi. Satu masuk ke yang satu. Yang satu masuk ke yang satu. Maksudnya, yang sesi urusan akhirat, dengan cerdas, masuk ke urusan dunia. Mempengaruhi. Menjadi dasar. Menjadi warna. Menjadi pedoman. Menjadi pegangan. Menjadi corak. Menjadi pondasi. Dan kemudian, urusan dunia, masuk ke urusan akhirat. Menguatkan kekuatan akhirat. Betapapun, kesusahan, kemiskinan, pengaruhnya besar untuk membuat goyah akan akhirat. Belom lagi balutan keserakahan, lupa diri, lalai, nafsu yang ga diridhai. Semuanya saling kait-mengait. Sebuah kenyataan juga. Di dunia inilah, keberadaan akhirat kita nanti sedang dititi.
So, emang dunia kudu bagus dua wajahnya; wajah dunia asli di mana di sini kita hidup. Dan wajah akhirat. Di mana nanti kita akan kembali.
"Siap ustad..saya catet semua, insya Allah chatingan malam ini saya renungin dan cerna dulu..kalau ama kyai pasti banyak karunia ..bismillah..makasih ust
"Siap Ustadz! Saya catat semua, Insya Allah perbicangan ini saya renungkan dan cerna dulu, karena kalau sama Kyai pasti banyak karunia. Bismillah..terimakasih Ustadz!" Sigap Daud.
Demikian obrolan saya dengan Daud. Makasih. Menyikapi mulai adanya gelombang kepindahan orang-orang ke selain PayTren. Tidak apa-apa. Semoga mereka di sana bisa menjadi AGEN-AGEN PERUBAHAN dan PERBAIKAN.
Bahasa penutup yang umum: Makasih. Semoga setiap individu PayTren adalah AGEN-AGEN PERUBAHAN dan PERBAIKAN. [TG]
Mentor PayTren Ada: Romy Marzuki