Hotel tempat saya bekerja, Hyatt Regency Yogyakarta, telah melakukannya setahun lalu, dan kini kami sangat antusias menyambut pemadaman listrik secara sadar tersebut. Hingga dibuatlah seragam menyambut Earth Hour berlogo angka 60 dengan fill-in bumi kita tercinta. Sementara para fotografer (baik yang berkelas Semi-Pro, Amatir hingga Dadakan) diminta untuk mengabadiakn moment langka ini, dalam kemasan Lomba Foto Earth Hour. Para tamu yang tahu tentang hal ini juga turut "menikmati" dalam suasana penuh keremangan, karena minimnya cahaya. Meski ada juga yang berseloroh, "Kalau memang tau mati lampu, kok nggak pake genset, sih??!!" Hmmm... cape dehh..!!
Segitunya sampai anakku, Bhré Sukma Jayanagari, turut merelakan dirinya, menahan malu dan penuh rasa patriotisme sebagai "penyelamat bumi", memberanikan diri menulis di papan tulis kelasnya bahwa tanggal 27 Maret 2010 pukul 20.30-21.30 adalah Earth Hour (meski Bhré melafalkan sebagai "erth hors"). Sontak teman-teman seperjuangan di kelas 3 SD Caritas, Nandan, Sleman, Yogyakarta bertanya-tanya, baik secara spontan ke Bhré maupun guru mereka. walhasil, Ibu Titik yang notabene sebagai petugas Administrasi sekolah plus pembina Pramuka, turut ambil bagian memberi informasi tambahan ke murid-muridnya. Thanks to Bhré.
Beberapa teman dan tetangga menanggapi secara minus, "Ini khan listrik-listriku sendiri, toh kalian ndak ikut mbayari..", atau "Lha wong hampir tiap hari kena giliran dari PLN, pas nyala kok malah disuruh dimatikan...??" Well, fellow teman dan tetangga.. ini hanya masalah komitmen saja kok. Tidak lebih.
Eniwey, entah disengaja atau tidak, sudah saatnya mengurangi konsumsi listrik, apalagi yang bersumber dari PLTA (lama-lama sungai kita kering loh..), PLTD (minyak lagi.. CO2 lagi...). Coba kita lihat para nenek moyang kita, tanpa listrik pun nggak masalah. Apalagi ini cuma satu jam dari waktu senggang kita.
Sudahkah anda ber-Earth Hour??