Konflik kerabat Keraton Surakarta mulai mencuat sejak Paku Buwono XII wafat pada 2004. Karena tidak memiliki Permaisuri, maka yang menjadi penggantinya adalah Hangabehi, putra lelaki tertua dari selir. Namun, kala itu, ada putra dari selir lainnya yang juga mengangkat dirinya menjadi pewaris tahta, yaitu Tedjowulan. Sejak itu, ada dua raja di Keraton Surakarta yang mengaku sebagai Paku Buwono XIII (PB XIII).