Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Pergulatan Kapal Kita

16 Juni 2010   07:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:30 36 0
Saat jangkar kau tarik, kau ambil kemudi kapal kita. Alun ombak mulai kurasa. Semakin ke tengah semakin dalam kurasakan arus mengguyur. Mulai kuberada dalam buaian gelombang. Kuhayati setiap sentuhan angin yang meraba pipi hingga kakiku. Rintihan mengalir pada denyut nadi. Menghayati melodi desah angin laut. Ah...ada segerobolan hiu pada celah karang di hadapan kita. Dengan cekatan kau hujamkan panah pada sela-sela karang bukit penantian. Kelihaianmu membuat suaraku hampir tak mampu kuderai. Tenggelam dalam balutan asmara. Merambat melalui serpih-serpih angin lautan.
Kita kembali dalam gelombang. Kau kendalikan lembut hingga aku terkulai. Tak lagi mampu aku berdiri apalagi duduk. Kau kembali menarik urat nadiku dan membawanya dalam keganasan dirimu. Kembali kau tenggelamkan aku pada samudra cintamu. Aku tak kuasa menolak. Aku hanya pasrahkan padamu, karena kau lah nahkodaku.
Kapal kau arahkan ke kanan lalu ke kiri, ombak membuat kita turun naik. Aku pejamkan mata, mencoba memasrahkan semua padamu, karena kaulah nahkodaku.
Gelombang tinggi kembali datang, semakin aku erat berpegang dan kembali kupejamkan mataku karena kapalku menaik kemudian menurun mengikuti arus gelombang dirimu.
Jantungku berdetak begitu dasyat, seakan melompat dari lobangnya menikmati deru jantungmu yang menempel pada dinding-dinding hatiku. Kekasihku....bawalah aku senantiasa mengarungi lautan kasih, agar ku merasakan kehangatanmu selalu dalam setiap ujung nadiku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun