Syahdan, di sebuah "Negeri Antah Berantah" amat tersohor, namun paradoks; tanahnya amat subur lagi makmur tapi masyarakatnya banyak yang melarat. Pengabdi masyarakat hidup dengan penghasilan terbatas. Prajurit pembela Negeri-pun katanya dibayar dengan rendah. Alhasil, para prajurit berusaha mencari penghasilan tambahan dengan mengorbankan profesionalisme. Salah satu kelompok yang menjadi bulan-bulanan Sang Prajurit diidentifikasi dengan istilah distribusi "A" (A Kwok, A Lung, A Chai, A Tseng, dan banyak "A" lainnya.
KEMBALI KE ARTIKEL