Saya tidak tahu kenapa tiba-tiba teman menyarankan hal demikian. Apa memang kecenderungan kita dalam memutuskan lebih kepada ego dari pada suara hati. Bukankah kadang pula hati mudah rapuh. Untuk meyakinkan, saya kembali bertanya pada teman.
“Kenapa harus mengikuti kata hati?,” ucap saya dihadapannya.
Dia menjawab. “Karena hati nurani lebih dekat kepada kebenaran sedangkan ego lebih dekat kepada nafsu,”
Saya berhenti sejenak untuk tidak melanjutkan percakapan dan memilih diam sambil meminum kopi yang hampir dingin.
Apakah kita semua sependapat dengan statemen teman saya ini?