Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Betapa Kau Diperlukan di Malam Dingin

27 September 2011   20:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:33 279 0
Huh! [caption id="attachment_137824" align="aligncenter" width="251" caption="betapa dingin malam tiada kalian rasakan"][/caption] Lelaki mana yang tiada melihat sajian malam yang dingin dari cekikikan suara centil kalian meski di dalam mobil yang sengaja di parkir di dalam halaman hotel ini tak peduli meski terletak sepelemparan batu dari Istana Merdeka yang penting air mengalir dan isi kocek berpindah dalam kata sepakat cukup dua ratus lima puluh ribu sebagai ganti penghangat badan bagi siapapun yang siap: terserang penyakit dan mati! Suara-suara di atas merupakan pembicaraan yang terangkum dalam dialog tentang apa dan siapa mereka yang ke luar masuk dengan kendaraan yang masuk  dari arah Jalan Ir. Juanda dan memutar pohon beringin di halaman penginapan non bintang tersebut. Fenomena ini menjadi "makanan" sehari-hari dari sebilangan warga di wilayah Jakarta Pusat.  Mereka awalnya resah, namun kemudian tiada peduli karena sudah biasa dan menjadi imun. Mungkin karena warga di sekitar mampu  membentengi diri mereka  atau karena  telah umum ada di sekitar lingkungan mereka.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun