Bedug adzan bertalu-talu ketika ingatan menyeringai dan mendatangi anganku. Dirimu hadir dalam kelebat ruang tanpa nama, membuai aku tanpa harus menyentuh. Dirimu dan genangan mata yang hitam, dalam dan kelam. Dirimu merampas gerak jiwa yang terkungkung dalam gulita, menebar titik cahaya yang mengasuh langkahku menuju terang sorot matamu. Kau setubuhi dinamika pikir ini lebih dari puluhan kali, meski ku yakin kau tak pernah tahu akan hal itu.
KEMBALI KE ARTIKEL