Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Calon Imam Katolik Jalani TOP di Pesantren, Merawat Toleransi dari Flores untuk Nusantara

20 Januari 2016   09:55 Diperbarui: 20 Januari 2016   11:11 71 0
BANGSA ini sedang kasak-kusuk dengan persoalan kekerasaan atas nama radikalisme agama dan kepercayaan. Di dunia maya, pasca aksi teror Paris (13/11/15) berujung di Sarinah (14/01) yang menewaskan orang-orang tak bersalah, debat kusir, saling balas-membalas komentar, disertai dengan hujatan, umpatan, hingga ‘membawa-bawa’ seluruh isi kebun binatang adalah menu paling ‘sedap’. Entah memakai akun palsu atau akun asli, kekerasan berbasis SARA dan intolerasi seakan mendapat tempat yang pas. Dunia maya adalah persemaian intolerasi. Sarkasisme tumbuh paling subur. Ini adalah kecemasan kita bersama. Negara mesti waspada. Terorisme yang sesungguhnya. Bagai simpton, dan bukan tidak mungkin, kecamukan dunia nyata adalah muaranya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun