PAGI itu, sambil menyeruput satu hingga dua kopi panas di ruang lobi sebuah hotel di kota Bajawa, saya memirsa berita teraktual, tentang teror Paris. Akibatnya 129 anak manusia merenggang nyawa. Nurani saya bergumam kuat, sungguh kejam! Terjadi penembakan massal, tiga bom bunuh diri dengan lokus berbeda dalam waktu hampir bersamaan sungguh melukai kemanusiaan manusia sebagai pribadi yang beradab. Tragedi 13 Nopember 2015 di Paris ini kemudian mengundang simpati dan rasa kemanusiaan, mengalir dari segala ujung bumi.
KEMBALI KE ARTIKEL