Orang Flores umumnya, kesadaran ekologis – mencintai ekosistem alam dan lingkungan hidup itu nampak. Saking cintanya, nama – nama tumbuhan dan hewan dicaplok menjadi nama ‘fam’, nama ‘belakang’. Biasanya setelah nama baptis (kalau orang Katolik). Misalnya, Yohanes Watu, ini pasti nama orang Ngada. “Watu” berarti batu. Orang Ende, misalnya, Elisabeth Wunu. ‘Wunu’ berarti daun. Lipus Kaju, ‘Kaju’ berarti kayu. Ada lagi, Mikhael Api, ‘Api’ berarti api. Ini pasti nama orang Nagekeo. Kuat dugaan, pemberian nama dengan nama tumbuhan, hewan dan alam sekitarnya ini menunjukkan kedekatan orang Flores dengan alam. Dan sebagai doa, orang Flores harus mencintai alamnya.