Undangan dari tanah jarahan
Kala itu seorang balita sedang bermain perang-perangan bersama Babanya ditemani lontaran bombardir menghiasi altar malam. Baba berusaha bersembunyi sambil menutup mata si Kecil. Kedua mata itu sama-sama tertutup oleh sesuatu. Â Saat si kecil membuka mata, Dia terlihat menggigil gemetar menahan takut, bimbang dan kehilangan.
Baba di nina bobokan oleh reruntuhan bangunan sedang ibu gembira dengan kedatangan suaminya.
Si kecil masih gemetar sedang perawat mencoba menenangkan namun saat berada didekapan Sang dokter, si kecil merasa seperti ada sandaran dalam ketakutannya lalu meluapkan segala tangis yang menghantui air mata.
Ini bukan sebuah drama, bukan pula sedang bercanda, ini sebuah panggilan jiwa; panggilan rasa manusia.
Ini bukan hanya soal agama,  namun fakta dari tanah terjajah yang meminta hak  kemanusiaan.
Siapa yang terjajah, siapa yang terfitnah. Â Orang-orang mungkin bisa berspekulasi sendiri tapi Allah tidak akan pernah di kibuli.
 Bintuhan, 20 Oktober 2023