Tidak hanya itu, dentuman petasan, bisingnya jalanan karena banyak anak muda memodifikasi knalpot motor mereka dari biasa ke yang racing juga kerap disimbolkan sebagai Natal sudah di depan mata.
Perayaan Natal kini telah dijajah oleh spirit konsumerisme, kapitalis. Bagi yang bermodal, fasilitas Natal tersedia begitu rupa.
Melalui anggapan ini, mungkin para pembaca akan sedikit terusik dengan gambaran keberatan ini, tetapi bagi penulis perayaan Natal bukan soal euforia tetapi pada bagaimana Natal itu membekas dalam diri yang mendorong aksi nyata.
Euforia sifatnya sementara. Ia meletup tiba-tiba, lalu seketika kembali hening. Jangan sampai kemudian perayaan Natal juga sifatnya musiman saja.Â