Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Takbir Intiqol, Aba-Aba Pindah Posisi dalam Sholat

28 Juni 2024   18:42 Diperbarui: 28 Juni 2024   18:42 78 0
Sayyidina Abi Bakr Asshidiq (573-634 M.) menjadi sahabat (es kecil) paling dekat dari sekian Sahabat (es besar) yang hampir selalu bersama dari masa kanak-kanaknya hingga menggantikannya sebagai khalifah pasca wafatnya Rasulullah Muhammad (571-632 M.). Level ke-bestie-annya sudah susah diukur dengan alat ukur apapun. Dari masa kanak-kanak sudah berteman. Masa remajanya menjadi teman sepermainan
.
Masa Muhammad muda menjadi businessman yang dipercaya memperdagangkan  komoditas dan produk dari perusahaan milik konglomerasi Sayyidah Khadijah, tidak ada rekaman Abu Bakar turut serta di dalamnya, baik sebagai peserta kafilah pengirim barang atau HRD perusahaan. Masa itu pada durasi Muhammad berusia 25 saat dinikahi oleh Khadijah, hingga 15 berikutnya ketika kawannya itu mendapat SK sebagai penyampai risalah kepada umat, menjadi rasul di usia 40 tahun
.
Setelah Muhammad mendapat tugas sebagai rasul, ada catatan lagi Abu Bakar menjadi bagian mereka yang percaya kepada kerasulan Muhammad. Setelah itu terbaca banyak sekali momen Abu Bakr menemani kawannya itu terutama pada saat genting hingga mempertaruhkan keselamatan dan pengorbanan jiwa raga.
.
Sebagai sahabat, pandangan hidup dan rasionalitas serta kejujuran yang dipegangi Muhammad juga merasuk-dalam pada diri Abu Bakar. Sifat-sifat itu bukan lagi mendarah-daging, tetapi sudah mbalung-sumsum
.
Abu Bakar sama sekali tidak percaya ketika ada cerita tentang ada seseorang manusia yang mampu menempuh perjalanan dari Mekah sampai Aqsa, bahkan berangkat hingga kembalinya hanya dalam satu malam. Lebih tidak percaya lagi ketika diceritakan bahwa orang tadi juga menempuh perjalanan menuju langit dan kembali lagi ke bumi, juga dalam waktu satu malam berbagi dengan bepergiannya dari Mekah ke Aqsa tadi
.
"nggak mungkin", kata Abu Bakar
"lhoo, kandani kokkkk"
"tidak akan bisa manusia melakukan itu. Dan hanya orang gila lah yang mengarang cerita seperti itu"
"ini beneran ada yang melakukan itu"
"nggak mungkin. itu pasti cerita bohong belaka"
"ini beneran"
"nggak mungkin. dia pasti pembohong yang terlatih"
"lohhhh, ini yang crita begitu iku temanmu"
"siapa?"
"Muhammad"
"kalo Muhammad yang mengatakan, apapun itu, aku mempercayainya !!!"
.
huwa, ash-shiddiiq !!!
.
Nginthilnya, atau selalu diajak menemaninya, Abu Bakar pada Kanjeng Rasul sampe pada saat sudah ada syariat sholat dengan berjama'ah
.
Di waktu Ashar itu, Abu Bakar terlambat datang ke masjid untuk jamaah sholat. Saat datang, Rasulullah sudah takbir menuju ruku'. Mak tratap lah Abu Bakar karena terlambat. Di ujung masjid saat melihat masih sempat untuk nyusul roka'at sholatnya bermakmum ke Rasulullah, dia meneriakkan rasa syukurnya dengan memuji Allah, alhamdulillah !!
.
Masih di posisi ruku' itu, Jibril membisikkan bahwa Allah mendengar orang yang tadi memujinya tadi dan sampaikan itu bersamaan saat nanti bangun dari ruku'. Maka, dalam gerakan menuju i'tidal, Rasulullah mengucap "Allah mendengar orang yang tadi memujinya, sami'allahu liman hamidah"
.
itu, yang kemarin tak ceritakan tentang takbirotul ihrom yang mengawali sholat, dan perpindahan rukun fi'li dalam sholat ditandai dengan takbir (yang disebut takbir intiqol), serta kenapa saat menuju i'tidal bunyinya bukan allahu akbar
.
Begitu yang dikisahkan oleh Syekh Nawawi Banten di al-Tsimarul Yani'ah

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun