***
 Saat terbangun, hari sudah pagi. Cahaya matahari kian memaksa masuk dari celah jendela kamar. Aku menggeliat dengan sedikit menoleh kearah pintu, aku melihat pintu tertutup rapat. Kucoba merenggangkan otot-otot untuk mulai beranjak. Kuraih segelas susu panas yang telah tersedia di meja dekat kasur.
Tak ada siapa-siapa dirumah. Senyap.
Adik yang biasanya ribut dengan mainannya, entah kemana. Mungkin sedang bermain di luar. Kepalaku pusing karena lelah dan kelaparan, membuatku tak mampu untuk bangun. Lututku terlihat memar karena bekas terjatuh dari motor. Lagi-lagi aku lupa dengan apa yang terjadi akhir-akhir ini. Ahh, ada apa dengan diriku, gumamku.
Di bawah tudung saji, semangkuk bubur ketan menyita perhatianku. Alangkah baiknya hati ibu. Mungkin ibu sudah tahu, kalau sebangun nanti aku akan merasa lapar dan menuju arah dapur.
Tuhan, berkatilah ibuku.
Terdengar suara pintu terbuka, dari arah ruang tamu. Ternyata itu ibu yang baru pulang dari pasar. Terlihat kantong hitam yang ditenteng ibu.