Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Poros Tengah, Perlukah?

21 April 2014   21:22 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:23 94 0

Pada erupsi Merapi pada tahun 2010 terjadi banjir lahar dingin disertai batu-batu besar seukuran mobil yang menyapu permukiman disekitar Kali Putih, sebuah sungai di perbatasan Jogjakarta dan Magelang. Anehnya aliran pasir dan batu tersebut tidak mengikuti alur sungai yang terlihat saat ini, tetapi justru menabrak sawah dan permukiman  penduduk. Padahal pada jaman Belanda, erupsi merapi yang mengakibatkan banjir lahar dingin besar tidak sampai merusak persawahan maupun permukiman penduduk. Mengapa hal itu bisa terjadi? Ternyata manusia menentang apa yang telah dikehendaki alam dengan menyatukan dua alir sungai (Kali Putih dan Kali Druju) dan membelokkan serta merekayasanya menjadi alur sungai buatan pada masa orde baru pasca 1968. Dan akibatnya material pasir dan batu yang meluncur dari puncak Merapi tetap mencari jalurnya sendiri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun