Fenomena kedua (Tribunnews.com - Kamis, 10 Februari 2011), bahwa Ketua Umum PSSI yang juga mantan terpidana kasus korupsi, Nurdin Halid dituding Masyarakat Sepakbola Nasional telah melanggar Statuta FIFA yang sering didengungkan PSSI. Bahkan, Nurdin juga terbukti membolak-balikkan Statuta FIFA serta memodifikasinya menjadi Statuta PSSI. Tuduhan tersebut kembali menguat jelang pencalonan Nurdin Halid yang ingin kembali duduk di singgasana Ketua Umum PSSI, seperti dalam postingan saya di PSSI Salah Menterjemahkan Statuta FIFA, Perlu Kursus Dulu Kalee!
Fenomena ketiga (Kompas.com - Senin, 14 Februari 2011), bahwa kongres PSSI yang rencananya akan dilaksanakan di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, pada 19 Maret mendatang, akhirnya dipindahkan ke Bali. Menurut Sekretaris Jenderal PSSI, Nugraha Besoes, langkah ini dilakukan setelah PSSI melakukan konsultasi dengan pihak AFC dan perwakilan FIFA.
"Jadi, saya, pak Nurdin Halid, pak Nirwan Bakrie, dan pak Dali Tahir lapor ke AFC pada 7 Februari lalu bahwa kami akan melakukan kongres. Kami bertemu di Bangkok dengan Mohamed Bin Hammam (Presiden AFC) dan perwakilan FIFA. Kami jelaskan bahwa kongres akan dilakukan di Bintan dan mereka tak tahu Bintan itu di mana," kata Besoes di kantor PSSI, Senin (14/2/2011).
Menurut Besoes, faktor logistik menjadi alasan utama AFC tak setuju kongres di Bintan. Pasalnya, transportasi ke Bintan cukup sulit karena harus melalui perjalanan udara dan laut. Mereka bilang kami harus cari tempat yang lebih mudah dijangkau karena akan ada anggota AFC dan FIFA yang datang. Lalu kami usulkan, bagaimana kalau di Bali dan mereka akhirnya setuju," lanjut pria yang kerap disapa Kang Nug tersebut.
Dari ketiga fenomena tersebut menunjukkan kalau berbagai skenario untuk memuluskan NH menjadi Ketua Umum PSSI periode ke-3 dari tahun 2011 sampai 2015 ternyata satu-persatu mulai terkuak dan menemui kegagalan. Khusus rencana pelaksanaan kongres PSSI yang akhirnya dipindahkan ke Bali dan pelaksanaannya ditunda selama seminggu menjadi tanggal 26 Maret 2011, menjadikan akses pemantauan pelaksanaan kongres makin terbuka lebar untuk pers dan masyarakat pencinta bola tanah air.
Dengan makin terbukanya pantauan pers dan masyarakat pencinta bola serta ditambah kedatangan anggota AFC dan FIFA sebagai team pemantau pelaksanaan kongres PSSI. Maka diharapkan berbagai skenario buruk yang melanggar asas fair play dan transparansi akan layu di tengah jalan. Semoga momen kongres PSSI di Bali ini menjadi momen perubahan khususnya di PSSI dan dalam persepakbolaan tanah air pada umumnya.
Twitter: @rofiq70
FB: arofiq aja