Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Stand Up Comedy

8 Juni 2015   06:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:17 79 0
Stand-up comedy (SUC), secara sederhana dapat didefinisikan dengan melawak sendirian. Caranya dengan melakukan monolog yang menghasilkan cerita lucu, bukan dengan menceritakan anekdot-anekdot  atau cerita-cerita humor yang sudah sering didengar orang.  Juga bukan dengan bahasa tubuh atau riasan wajah dan kostum yang aneh-aneh untuk memancing orang ketawa. Jadi harus bisa membuat orang ketawa murni dari monolognya, bukan dari lain-lainnya. Jauh sebelum TV-TV menyiarkan acara SUC, kita sudah mempunyai tokoh-tokoh SUC yang hebat.  Tahun 50-an, orang-orang yang seusia saya pasti mengenal pelawak dari Jogya dengan nama Guno Taruno. Menurut saya, beliau ini (pekerjaan aslinya guru STM) adalah artis SUC yang belum ada tandingannya.  Grup lawak Srimulat adalah gudangnya SUC. Dalam setiap pementasan, sebelum masuk ke cerita pokoknya selalu diawali dengan SUC. Biasanya diperankan oleh tokoh pembantu yang melakukan analisa amatiran tentang situasi saat itu (yang dipleset-plesetkan), atau menceritakan pengalamannya sendiri sebagai pembantu. Ada Basuki, Gepeng (dua-duanya sudah almarhum), Polo, Bambang Gentolet, untuk sekedar menyebut beberapa artis Srimulat yang ahli SUC. Kalau seandainya saya mendapat kesempatan tampil di acara SUC, kira-kira saya akan bercerita sebagai berikut.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun