Mohon tunggu...
KOMENTAR
Diary Pilihan

Setelah 15 Tahun

29 Oktober 2023   05:25 Diperbarui: 29 Oktober 2023   05:39 163 6

SETELAH belasan purnama, akhirnya saya bisa menghadiri lagi acara Kompasiana. Tepatnya, dalam event bertajuk Syukuran Ulang Tahun dan Champions Meetup yang diselenggarakan di O2 Corner Co-Working Space, Gedung Kompas Gramedia, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu (28/10).


Ini merupakan acara Kompasiana pertama yang saya ikuti sejak Kompasianival 2019. Saat itu, saya turut menghadiri event akbar terakhir sebelum pandemi ini yang diselenggarakan di One Belpark Mall, Jakarta Selatan.


Hanya, memang setelah itu saya sempat hiatus. Bahkan, terakhir nulis aja, Agustus 2018 silam.


Alias, lebih dari lima tahun lalu!


Hingga, akhirnya saya kembali nulis pada pertengahan bulan ini. Namun, itu juga cuma mindahin dari blog pribadi.


Bahkan, saat memposting artikel kedua -masih dari blog pribadi-, sempat dapat "Surat Cinta" dari admin. Alias, diberi peringatan akibat disangka tulisan saya hasil dari copas konten lain yang berujung dihapus.


Sontak, saya kaget. Maklum, seumur-umur ngeblog, saya belum pernah jiplak artikel orang secara keseluruhan. Kalo ngutip pun disertakan sumbernya.


Saya pun langsung balas chat tersebut sambil menjelaskan itu copas dari blog pribadi. Sayangnya, hanya dijawab pesan otomatis dari sistem.


Hmm...


Plan kedua. Saya inget ada beberapa admin yang saya kenal di IG.


Langsung, saya DM. Sebelumnya, saya tanya dulu, apakah S&K masih membolehkan copas dari blog pribadi.


Dijawabnya, boleh. Okok. Ga lama, artikelnya nongol lagi. Yuppiii!


Beberapa hari berselang, saya di-inbox salah satu admin untuk menghadiri acara Kompasiana. Awalnya, saya kirain Kompasianival.


Namun, dijawabnya bukan. Melainkan, syukuran HUT Kompasiana ke-15.


Ya, Kompasiana resmi mengudara pada 22 Oktober 2008. Berselang hampir 24 bulan, saya pun gabung.


Alias, 11 Oktober 2010 silam. Udah lumayan lama juga!


*       *       *


SIANG itu, suhu udara di jembatan yang menghubungkan Provinsi Banten dengan DKI Jakarta tampak panas. Teriknya, nampol.


Maklum, hanya seperlemparan batu itu laut. Ditambah, tengah hari bolong. Lengkap sudah.


Memang, sebagai ojek online (ojol), panas dan macet udah jadi santapan sehari-hari. Namun, teriknya di pinggir laut sungguh sangat menyengat ketimbang di Jakarta.


Saya pun melajukan sepeda motor dengan konstan.


Kebetulan, sejak pagi saya sudah ada di Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Tepatnya, usai mengantar barang di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2.


Hanya, hingga sepernanakan nasi, orderan arah Jakarta yang saya tunggu tak kunjung tiba. Kendati, saya sudah menyalakan lima aplikasi ojol/kurir online sekaligus.


Saya lirik jam, sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB lewat. Padahal, acara syukuran Kompasiana berlangsung pukul 15.30 WIB.


Memang sih, dari PIK 2 ke Palmerah yang berjarak 30 km tipis-tipis ini bisa ditempuh sekitar 1-1.5 jam. Apalagi, Sabtu ini jalanan ibu kota ga terlalu macet dibanding hari kerja.


Namun, saya masih galau. Sebab, sebagai ojol, "balik kosongan" itu gimana ya.


Alhasil, saya pun masih nunggu. Maksimal, sebelum pukul 15.00 WIB.


Sebelumnya, memang sudah ada orderan masuk. Sayangnya, bukan arah Palmerah atau sekitarnya.


Melainkan, ke Cisauk, Serpong, dan Balaraja, yang tentu saya tolak. Maklum, malah tambah jauh dari tujuan.


Beruntung, sekitar pukul 14.00 WIB lewat, salah satu dari lima aplikasi bunyi. Yaitu, kirim barang ke Tanjung Duren.


Aman. Secara, dari Tandur ke Palmerah tinggal lurus.


Sang empunya mengabari, barangnya ini berisi sparepart kendaraan. Setelah saya cek, ga masalah. Dimensinya masih terjangkau untuk dibawa dengan motor meski beratnya lumayan.


Bisa dipahami mengingat saya sudah sering membawa barang yang melebihi dimensi. Apalagi, saat awal pandemi ketika ojol dilarang mengangkut penumpang yang membuat saya harus adaptif demi dapur ngebul.


Mulai dari ban mobil, guci, akuarium, hingga kulkas dua pintu. Kulkas?


Yoi. Ga masalah, secara sudah diikat dengan rapi oleh karyawan tokonya. Jadi, saya tinggal antar saja.


Paling-paling keringet dingin kalo lupa isi bensin. Ha ha ha.


Namun, saya punya satu pantangan hingga kini. Yaitu, mengantar kue ulang tahun.


Sumpah, itu sangat mengerikan. Pertama dan terakhir saya ambil orderan itu pada 2019 lalu saat masih cupu jadi ojol.


Sangat merepotkan karena harus ditenteng dengan satu tangan. Pasalnya, jika diletakkan di jok belakang riskan penyok.


Maklum, namanya kue ulang tahun ya harus sempurna. Saya ingat keluhan salah satu rekan ojol yang harus ganti rugi sebesar Rp 400 ribu lebih akibat kue ulang tahunnya gompal dikit di sudutnya. Itu yang bikin saya was-was.


Selain kue ulang tahun, saya ga punya pantangan lagi dalam mengantar barang, makanan, hingga penumpang. Termasuk, jika tujuannya aneh-aneh.


Misalnya, yang hendak Open BO. Saya ga peduli selama tidak melanggar 3 hal: Hukum, moral, dan agama.


Tugas saya sebagai ojol sebatas mengantar. Baik itu ke tempat prostitusi atau rumah ibadah seperti pengajian, tabligh akbar, dan misa gereja, bagi saya ga masalah.


Hanya, memang ada garis batasnya.


Misal, saya enggan mengantar penumpang ke tempat rawan narkoboy atau aborsi. Ngeri jadi saksi, euy!


Juga jika harus kirim barang ke penjara yang memang dalam beberapa aplikasi sudah ada larangan dalam ketentuannya.


*       *       *


AKHIRNYA, setelah lebih dari seperminuman teh, saya pun tiba di Gedung Kompas. Namun, acaranya sudah berlangsung dari tadi.


Alias, saya telat!


Tapi, ga apa-apa. Yang penting sudah usaha.


Sambil menyalami beberapa rekan Kompasianer diiringi menyeruput es jeruk yang tersedia, saya mendengar paparan dari tiga perwakilan Kompasiana. Mulai dari Widha Karina, Kevin Legion, dan Nurulloh.


Eh, di kursi depan, ada dua sosok yang familiar. Yaitu, Pepih Nugraha yang menginiasi Kompasiana dan Iskandar Zulkarnaen.


Saat masih aktif di Kompasiana pada 2011-2017, saya sering bertemu mereka. Bisa dibilang, keduanya -bersama beberapa rekan Kompasianer lain- termasuk mentor saya dalam menulis.


Saya memang sudah punya blog pribadi sejak 2009. Namun, saat itu masih random.


Alias, ga jelas baik dalam kaidah bahasa, kosakata, maupun inti penyampaian. Ha ha ha.


Maklum, ketika itu saya sekadar menyalurkan hobi. Ada yang baca ok, ga ada juga ok.


Hingga, saya gabung di Kompasiana dan belajar banyak tentang menulis bersama rekan-rekan Kompasianer lainnya. Baik itu diselenggarakan online maupun offline, seperti Kompasiana Blogshop di Djakarta Teather pada November 2011.


Tak heran jika 11 tahun silam, saya menyebut, Kompasiana sebagai Kawah Candradimuka. Ya, selain saya, juga banyak Kompasianer lainnya yang sama-sama belajar nulis dari Kompasiana.


Saya aja kaget pas ngecek artikel di Kompasiana sudah mencapai ratusan. Bahkan, dulu kalo ada event menulis, termasuk fiksi, bisa posting setiap hari.


*       *       *


HANYA, tiada pesta yang tak berakhir. Adakalanya, timbul rasa jenuh. Itu manusiawi.


Termasuk, saya yang sejak 2018 sudah mulai jarang aktif di Kompasiana, baik secara offline maupun online. Meski, pada saat yang sama saya tetap update blog pribadi.


Padahal, saya sempat hadir di Kompasianival 2019 seperti yang tertera di awal artikel ini. Hanya, untuk mempostingnya, berat.


...dan...


Ditambah, tampilan Kompasiana seperti kurang bersahabat bagi pengguna ponsel. Keluhan ini yang sudah saya sampaikan kepada salah satu admin disela-sela syukuran.


Memang, jika buka di komputer atau laptop, masih normal. Namun, jika buka di ponsel, loadingnya lama dan tampilan aneh.


Padahal, saya biasa menggunakan browser Google Chrome atau Opera Mini. UI-nya kurang responsif.


Ditambah dengan setiap artikel yang harus dipecah hingga beberapa halaman. Saya aja kadang malas lihat artikel sendiri karena harus klik beberapa kali.


Mungkin, ini catatan sekaligus masukan dari saya kepada Kompasiana yang 22 Oktober 2024 genap dua windu. Semoga, semakin tambah usia tidak berada di menara gading.***


- Jakarta, 29 Oktober 2023


Artikel Sebelumnya:


https://www.kompasiana.com/roelly87/550e4383813311842cbc62fd/satu-tahun-di-kompasiana-belajar-ngeblog-dan-ngeblog-sembari-belajar


https://www.kompasiana.com/roelly87/5518449a8133118c669dee5e/jose-mourinho-dua-tahun-di-kompasiana-dan-kawah-candradimuka


https://www.kompasiana.com/roelly87/552ac559f17e61703dd623dd/tiga-hattrick-dan-treble?page=all#section1


https://www.kompasiana.com/roelly87/5518b9b4a333118c10b6593d/kompasiana-berusia-empat-tahun-selanjutnya


https://www.kompasiana.com/roelly87/5800853b3eafbdc6128b4568/di-balik-kompasianival-2016?page=all


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun