Di tengah hingar bingar publik figur yang berpacu ingin meraih jabatan tertentu, saya jadi teringat dengan sosok legendaris yang sudah berkarya sejak dekade 1970-an, Iwan Fals. Ya, pria kelahiran 3 September 1961 ini seakan tidak terpengaruh untuk terjun ke dunia politik, meski beberapa musisi seangkatannya banyak yang sudah menjadi elit beberapa partai politik.
Mungkin karena sering mendapat tekanan saat manggung di era 1980-an hingga awal 1990-an, membuat penyanyi kharismatik ini mempunyai stigma negatif dengan yang namanya politik. Padahal, saat pemilu 2004 lalu, konon ada beberapa calon Presiden yang pernah menawarinya untuk duduk sebagai Menteri. Namun, “godaan” itu, tohtetap membuatnya bergeming.
Hingga kini, musisi bernama asli Virgiawan Listanto tersebut, tetap asyik dengan dunianya sebagai seniman di bidang musik. Sebagai salah satu penggemarnya, saya pernah memimpikan Iwan Fals untuk menjadi Presiden yang diusung rakyat secara independen.
Kendati hal itu hampir mustahil, karena hingga kini belum adanya undang-undang untuk calon Presiden dari perorangan -berbeda dengan calon Gubernur- membuat impian saya tinggal menjadi impian belaka. Sebab, saya yakin pelantun hit Bongkar danBento ini sangat cocok bila suatu hari menjabat sebagai seorang pemimpin.
Pasalnya, meski belum ada satupun partai yang mengusungnya, namun pria yang pernah dijadikan cover majalah bergengsi, Time Asia, merupakan musisi dengan penggemar terbanyak di Indonesia. Tidak kurang dari puluhan juta Oi (Orang Indonesia)-julukan untuk penggemarnya- yang tentu akan mendukungnya untuk menduduki kursi nomor satu di Indonesia. Apalagi, jika menilik lagu-lagu yang dinyanyikan beliau, sangat cocok diterapkan dalam pemerintahan…