[caption id="attachment_141917" align="aligncenter" width="600" caption="Semangat Jenderal Sudirman, meski harus ditandu tetap melakukan perang gerilya (kolonglaci.blogspot.com)"][/caption] Kemarin, tanggal 12 November 2011 adalah salah satu hari bersejarah untuk Bangsa Indonesia, khususnya bagi kalangan TNI. Karena tepat 66 tahun yang lalu, pada tanggal 12 November 1945, Jenderal Sudirman menjabat sebagai Panglima Tentara Keamanan Rakyat, sebelum berganti dengan Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia, atau sekarang Panglima TNI. Menilik sejarahnya, banyak sekali buku-buku yang memuat biografi tentang Jenderal Sudirman, baik itu yang ditulis oleh salah seorang pengawal pribadinya semasa perang maupun penulis lainnya. Sedangkan di Internet sendiri banyak blog atau situs yang memuat riwayat beliau dari semasa kecil hingga akhir hayatnya. Saya sendiri tidak sengaja membaca riwayat Jenderal Sudirman, saat kemarin menemukannya di buku pelajaran sejarah Smp dahulu, ketika sedang beres-beres rumah di hari libur. Buku yang kini sudah usang dan lagi berwarna kuning dengan sedikit robek dipinggirnya, bagaikan mutiara yang terpendam karena memuat kisah heroik perjuangan beliau. Sekaligus membangkitkan semangat di suasana hari Pahlawan tanggal 10 November lalu. Jadi teringat masa-masa Smp dahulu, kala Guru Sejarah saya sering bertanya kepada kami muridnya tentang semangat Jenderal Sudirman. Saya dan beberapa kawan lainnya yang tidak begitu "ngeh" dengan pelajaran Sejarah, hanya mengangguk sesekali menguap karena bosan mendengarkan yang itu-itu saja. Tak jarang, kami sering memplesetkan Jenderal Sudirman dengan (Maaf) Sudirboy, saking miripnya dengan tokoh hero dari Amerika yaitu Superman dan Superboy. Namun itulah masa kecil saya, yang kurang menyadari akan pentingnya arti sebuah pengorbanan seorang Jenderal Sudirman dikala menghadapi musuh. Sekarang setelah sepuluh tahun berlalu semenjak duduk di bangku Smp, saya menjadi sadar akan kebesaran seorang Jenderal Sudirman. Beliau adalah salah satu tokoh pahlawan paling berjasa dan berpengaruh di Indonesia, karena jasa-jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan sekaligus mempertahankan NKRI dari rongrongan tentara sekutu. Hingga akhir hayat, sebelum beliau menghembuskan nafas terakhir, beliau tetap
kekeuh memimpin segenap pasukan untuk melancarkan serangan gerilya terhadap tentara Sekutu. Sampai pada tanggal 29 Januari 1950, karena penyakit yang telah lama menggerogoti tubuhnya tidak dapat tertahankan lagi, dan beliaupun akhirnya wafat. Sungguh sangat disayangkan, beliau meninggal di usia muda yakni 34 tahun, lahir 24 Januari 1916 hingga wafat 29 Januari 1950. Namun dibalik riwayatnya yang singkat itu,
beliau meninggalkan pesan kepada generasi penerusnya untuk tetap semangat dalam situasi apapun, seperti halnya beliau rela keluar masuk hutan dengan ditandu oleh beberapa prajurit untuk berjuang demi mempertahankan kemerdekaan RI dari tangan penjajah. Kini, di era sekarang tentunya sulit mencari sosok seperti Jenderal Sudirman lagi. Bukan karena beliau adalah penyandang gelar Bintang Lima (satu-satunya di Indonesia), melainkan juga sifatnya yang tegas dan pantang menyerah sekaligus bakti kepada negara. Andai saja, Jenderal Sudirman dapat hidup kembali di masa kini, dan menyaksikan carut-marut negara yang sudah dibangunnya bersama generasi terdahulu dengan susah payah. Tentunya beliau tidak akan tinggal diam, dan terus mengobarkan semangat kepada seluruh rakyat Indonesia di penjuru Nusantara. Sayangnya beliau sudah lama meninggalkan bangsa ini, dan hanya ada satu Jenderal di Indonesia yang pantas disebut sebagai Jenderal Besar, yaitu Jenderal Sudirman. Hingga namanya selalu dijadikan sebagai nama jalan besar di setiap kota nusantara. Namun, meskipun sudah tidak ada lagi sosok seperti beliau, toh masih banyak tunas-tunas yang tumbuh dari berbagai bidang, baik itu dari militer, budayawan, musisi dan juga Olah raga. Apalagi saat Sea Games 2011 ini, Indonesia sebagai tuan rumahnya. Tentunya para atlet semakin terpacu untuk mengharumkan nama Indonesia di percaturan dunia. Dan, semoga Semangat Jenderal Sudirman tetap terpatri dalam sanubari rakyat Indonesia.
KEMBALI KE ARTIKEL