Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Kapitalisme Mematikan Naluri Keibuan

16 September 2024   05:24 Diperbarui: 16 September 2024   08:10 10 0
Kapitalisme Mematikan Naluri Keibuan
Oleh. Rochma Ummu Satirah

Semua orang bisa jadi mengharapkan ibu menjadi sosok dengan karakteristik yang sempurna. Penuh kasih sayang, mencintai dengan tulus hati, merawat dan mengasihi anak-anaknya tanpa pamrih. Inilah sosok ibu dambaan banyak orang. Namun sayang, di kehidupan saat ini, ibu tak hanya memiliki karakteristik seperti ini saja. Beberapa ibu bahkan lebih mengerikan dari monster itu sendiri.

Ibu Dalam Naungan Kapitalisme

Beberapa waktu yang lalu, berita seorang ibu yang mengantarkan anaknya untuk dicabuli oleh seorang laki-laki mengejutkan banyak pihak. Si ibu dengan sukarela mengantarkan anaknya untuk dicabuli oleh laki-laki yang sudah dikenalnya itu. Bahkan, pencabulan tak hanya sekali, namun sudah beberapa kali. Wanita tersebut berdalih hal itu dilakukan untuk ritual pensucian diri yang sampai saat ini masih belum bisa dijelaskan detailnya (kumparan.com/1-09-2024).

Sebagian orang dalam melihat kasus ini mempertanyakan nalar si ibu. Bagaimana bisa dia membuat anaknya sendiri untuk dicabuli oleh orang lain, bahkan sampai beberapa kali. Apa yang dia rasakan dan pikirkan sampai berbuat hal yang keji seperti itu?

Sungguh tak bisa masuk logika. Seseorang yang seharusnya melindungi dan merawat justru merusak bagian yang paling suci dan harus dijaga dengan sungguh-sungguh.

Kapitalisme Membunuh Naluri Keibuan

Seakan tak punya rasa kasih sayang kepada anak sendiri, seorang ibu tersebut tega merusak anak perempuannya sendiri dengan tangannya sendiri. Alasan tentang pensucian diri sungguh tak masuk akal.

Sistem kapitalisme ini membuat siapa saja rela melakukan hal apa pun demi manfaat yang ingin diraih. Bahkan mengorbankan anak sendiri. Kasus ini juga menjadi bukti lain bagaimana rusaknya naluri seorang ibu.

Islam Menjaga Fitrah Ibu

Kasus ini tentu saja akan sangat berbeda jika masyarakat berada dalam sistem Islam. Islam memiliki seperangkat aturan yang diturunkan oleh Sang Pencipta Manusia. Sehingga aturan ini akan sangat sesuai dengan sifat dan kebutuhan manusia itu sendiri.

Aturan Islam mengatur kehidupan manusia secara integral karena Islam memiliki aturan yang komprehensif untuk seluruh kehidupan manusia. Tidak bisa dipillih dan dipilah aturan mana yang akan diterapkan manusia sesuai manfaat atau hawa nafsunya. Aturan ini haruslah diterapkan secara menyeluruh di setiap aspek kehidupan manusia.

Sistem pendidikan menjadi pondasi kuat dalam kehidupan manusia. Dalam sistem ini, manusia diberikan pemahaman mendasar mengenai kedudukan dirinya sebagai makhluk Allah, Sang Pencipta dan Pengatur. Manusia memiliki ketundukan kepada aturan yang diberikan kepadanya. Pondasi keimanan menjadi hal yang utama.

Termasuk dalam mengawal wanita untuk memahami perannya sebagai seorang ibu. Bahkan peran ini mengantarkan wanita di dalam Islam untuk memiliki posisi yang sangat mulia. kewajiban mengatur rumah tangga bahkan disejajarkan dengan amalah jihad bagi para wanita. Islam menjadikan wanita tak malu memiliki peran ini, justru yang ada adalah perasaan bangga.

Pada sistem sosial, kehidupan juga diatur dalam standar aturan Islam. Ada aturan kehidupan pria dan wanita yang terpisah sehingga menghindarkan pada hal-hal yang mengarah pada pelanggaran aturan.

Wanita juga memiliki taklif menutup aurat ketika berada di kehidupan umum. Sedangkan kalangan pria diwajibkan untuk menundukan pandangan juga untuk menjaga dirinya sendiri dari melihat apa-apa yang bukan haknya.

Dengan pelaksanaan sistem sosial ini, telah terbukti bagaimana Islam mampu menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang jauh dari masalah. Dengan pondasi keimanan yang dibangun dalam sistem pendidikan, menjadikan setiap manusia mampu menjalankan perannya dalam sistem sosial dengan wajar dan minim masalah.

Jika pun ada masalah atau pelanggaran, Islam juga memiliki sistem sanksi yang tegas dan efektif. Sistem sanksi dalam Islam memiliki efek jawabir dan zawajir. Jawabir bermakna menghapuskan dosa pelaku pelanggaran jika sudah mendapatkan sanksi. Zawajir bermakna menjadi pencegah bagi orang lain untuk melakukan pelanggaran yang serupa karena merasakan efek pelaksanaan dari hukuman atau sanksi dalam pelanggaran tersebut.

Integrasi semua sistem ini berperan untuk membangun pilar kehidupan yang kuat. Adanya keimanan individu, kontrol masyarakat dan pelaksanaan sistem yang tegas dan kuat oleh negara menciptakan masyarakat yang minim masalah.

Hanya saja, semua sistem tersebut tentunya hanya akan bisa untuk terterapkan jika dilakukan oleh negara. Negaralah yang mampu menjalankan semua aturan ini dengan wewenang dan kuasa yang dimilikinya.

Sayangnya, saat ini tidak ada satu pun negara yang menjalankan aturan Islam ini. Justru muslim harus rela berhukum dengan hukum selain Islam. Padahal jika hukum Islam diterapkan, tidak hanya kesejahteraan yang akan tercapai, namun juga kehidupan yang mulia dan damai. Tidakkah kita mendamba adanya negara yang menerapkan sistem Islam dalam setiap sistem kehidupannya?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun