Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Palestina Jadi Candaan dan Hinaan, Bagaimana Pandangan Islam?

16 Juni 2024   23:42 Diperbarui: 16 Juni 2024   23:48 67 0
Palestina Jadi Candaan dan Hinaan, Bagaimana Pandangan Islam?

Oleh. Rochma Ummu Satirah

Ternyata, mirisnya keberadaan dan kondisi warga Palestina bagi sebagian pihak bukanlah hal besar. Bahkan, ada segolongan orang yang menjadikan kondisi mereka sebagai candaan dan hinaan.

Viral Video Candaan dan Hinaan kepada Palestina

Jagat maya digemparkan dengan sebuah video yang menampakan beberapa orang remaja yang sedang makan di sebuah restoran cepat saji yang diboikot saat ini. Mereka tak sekedar makan tapi menjadikan Palestina candaan dan hinaan. Mereka menyebutkan kalimat seperti makan daging anak Palestina atau minum darah anak Palestina.

Publik pun serta merta merespon video viral tersebut. Tak sedikit yang mengecam candaan dan hinaan remaja yang diduga masih duduk di bangku SMP tersebut. Publik pun mempertanyakan nilai kemanusian yang seakan sudah hilang dari diri-diri mereka.

Beberapa saat setelah viral, kelima anak yang berada dalam video tersebut meminta maaf kepada publik. Mereka mengatakan telah menyesal atas keributan dan kegaduhan yang telah mereka buat serta berjanji untuk lebih baik ke depannya dalam berempati kepada sesamanya.

Pandangan Islam

Mencermati viralnya video ini, ada dua hal yang patut kita perhatikan. Yang pertama adalah perihal hinaan yang dilontarkan. Jelas, Islam memiliki aturan pasti mengenai haramnya atau tidak bolehnya menghina orang lain.

Hal ini bisa kita temukan dalilnya dalam Surat Al-Hujurat ayat 11, yang berbunyi, "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."

Islam adalah sebuah agama yang selalu memotivasi umatnya untuk memiliki empati kepada sesama. Memperlakukan orang lain layaknya memperlakukan diri sendiri. Bahkan, Islam juga memotivasi perilaku itsar yaitu mengutamakan orang lain dibandingkan diri sendiri.

Sehingga perilaku menghina atau menjadikan guyonan keadaan orang lain tentu bukanlah akhlak yang tercermin dari akidah Islam. Justru Islam mendorong untuk selalu memperhatikan keadaan orang lain.

Kedua adalah perihal tidak boleh adanya pembiaran terhadap pelaku penghinaan ini. Islam megharuskan negara untuk membuat hukuman bagi setiap pelanggaran, termasuk adalah penghinaan ini.

Hukuman yang diberikan negara haruslah mampu untuk memberikan efek jera baik kepada si pelaku dan juga masyarakat umum. Sehingga dengan penerapan hukumana tersebut, tidak akan ada lagi rakyat lain yang memiliki keinginan untuk melakukan pelanggaran serupa karena melihat hukuman yang diberikan. Penghinaan kepada orang lain termasuk pada pelanggaran yang mendapatkan hukuman takzir di mana kadar hukuman yang diberikan tidak ditentukan oleh syariat.

Keberanian sekumpulan manusia untuk menghina dan merendahkan Palestina sebagai satu bagian muslim yang sedang terjajah saat ini menunjukan bagaimana lemahnya keadaan kaum muslim saat ini. Tidak hanya diperangi secara fisik, namun juga dihinakan dalam semua kondisi. Seakan tidak ada kemuliaan yang ada.

Muslim sebagai komunitas besar di dunia seakan tak punya taring untuk mampu melawan segala macam penindasan yang terjadi padanya. Karena muslim saat ini tidak bersatu dalam satu institusi melainkan terpecah-pecah oleh sekat nasionalisme yang melenakan mereka untuk nyaman dengan label negara masing-masing.

Sudah seharusnya muslim menyatu dan berada dalam satu komando. Sehingga bisa menjadi institusi yang kuat dan memiliki wibawa di mata dunia. Tak lagi dijadikan bahan candaan dan hinaan namun mampu memimpin dunia kepada arah kegemilangan peradaban. Insyaallah. Wallahu'alam bishowab.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun