Karya Madhy Kheken
Duhai lelaki
Yang kesabaranmu memancarkan cahaya dikala kedengkian, cacian, makian, hujatan cemoohan, dikucilkan bahkan diusir dan dilemparinya dirimu dengan kotoran mereka tak mampu lagi kau redam Justru sabarmu telah menjadi penenang hatimu
Duhai lelaki
Yang halus perasaanmu mengalirkan damai dikala mereka kau saksikan berbondong bondong datang memohonkan munajatmu, mengadukan setiap masalah yang mereka hadapi, meminta nasehat, ataupun mencari jawab Justru kehalusan rasamu telah menjadi oase bagi para musafir kebajikan itu.
Duhai lelaki
Yang maafmu kau bentangkan seluas langit dan bumi dikala mereka mengusirmu dari tanah kelahiranmu kedatanganmu telah engkau tunjukkan dengan sebisa mungkin tanpa pertumpahan darah Justru kalimat maafmu telah menjadi penenang bagi para penentangmu dahulu.
Duhai lelaki
Yang perhitunganmu tak pernah melesat dikala kau baru pertama kali memperkenalkan ketuhananNya yang Esa banyak orang membencimu tak terkecuali sepupumu sendiri, menganiayamu, menghinakanmu, hendak membunuhmu Justru perhitunganmu mampu meluluhkan hati mereka, bahkan mampu mengalahkan keteduhan benteng Persia.
Duhai lelaki
Yang teduh dan menenangkan hati tutur katamu dikala umat saling mencaci, membenci bahkan menghujat Justru engkau hadir dengan kesopananmu, ketulusanmu, kebaikanmu bahkan mereka menggelarimu Al-Amin.
Duhai lelaki
Yang kebaikanmu telah membawa aroma bunga keikhlasan setiap zaman hingga kamipun ikut merasakannya.
Duhai lelaki
Yang ketenangan jiwamu telah meruntuhkan tonggak berhala di tanah kelahiranmu bahkan sampai ke negeri kami kini
Hari ini, kami semua mengenangmu, kami mengenang kelahiranmu mengenang ketika langit bertasbih menjemput kehadiranmu langit beku, awan berhenti berarak berkhidmat atas kedatanganmu
Duhai engkau
Baginda hari ini kami terpaku dalam lesu hendak mengadu dalam keteduhanmu hendak mengadu pada intelektualitasmu hendak mengadu pada ketepatan analisismu untuk mendapatkan keputusan darimu
Duhai lelaki
Yang kehadiranmu telah lama dinantikan oleh zaman kami menyimpan rindu yang teramat sangat melihat teduh wajahmu mendengar deru suaramu mengajar kami tentang kebaikan menuntun kami di jalanNya
Duhai lelaki Kekasih yang terkasih Kami rindu padamu
Belantara, 14 Februari 2011