Pertarungan yang berlangsung hingga lima ronde tersebut memperlihatkan ketangguhan dan determinasi kedua petarung. Ade Permana dan Lipin Sitorus sama-sama menunjukkan kemampuan bertarung mereka dengan strategi yang matang di atas panggung.
Ade Permana memulai pertarungan dengan serangan tendangan low kick yang ditujukan ke arah Lipin Sitorus. Respons cepat datang dari Lipin Sitorus yang menjawab serangan tersebut dengan tendangan yang ditujukan ke perut lawannya. Duel sengit ini memunculkan keganasan di setiap aksi di atas oktagon.
Ronde berikutnya menyajikan momen dramatis ketika Ade Permana melepaskan tendangan, tetapi Lipin Sitorus dengan cermat mendorongnya hingga ke pagar oktagon, membuat Ade jatuh. Pada fase pertarungan di atas tanah, Lipin Sitorus tak menyia-nyiakan kesempatan. Ia memberikan serangkaian pukulan bertubi-tubi ke wajah Ade Permana.
Aksi seru tidak berhenti di situ. Lipin Sitorus bahkan mencoba untuk mengunci lawannya dengan teknik guillotine choke, namun Ade Permana memberikan respons cepat dengan kontra menggunakan kuncian triangle choke.
Pada ronde ketiga, meskipun fisik keduanya mulai menurun, semangat pertarungan tetap terjaga. Keduanya saling bertukar pukulan dan tendangan, menciptakan pertarungan yang semakin mendebarkan. Dengan keberhasilan ini, Lipin Sitorus meraih gelar juara di divisi atomweight dan menunjukkan performa impresif dalam pertarungan revans ini.