Dari survei yang dilakukan, pasangan calon (paslon) nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul dengan angka elektabilitas 51,4 persen. Sedangkan Untuk Prabowo-Sandi masih ada di angka 33,3 persen.
Paslon nomor 01 itu unggul dengan selisih 18,1 persen dari pesaingnya. Sementara mereka yang tidak menjawab ada 14,1 persen dan belum menentukan pilihan 1,2 persen.
Survei ini juga mengukur kemantapan responden terhadap pilihannya. Hasilnya, lebih banyak pendukung Jokowi-Ma'ruf yang menyatakan sudah mantap dengan pilihannya, yakni sebesar 84,4 persen.
Adapun responden yang sudah mantap mendukung Prabowo sebesar 81,3 persen.
Dengan demikian, bisa dikatakan tingkat kemantapan pilihan pemilih sudah cukup tinggi. Migrasi pemilih antarcalon diprediksi tak akan banyak terjadi.
Dari survei ini didapatkan pula pada kantong-kantong suara dari masing-masing capres di mana Jokowi-Ma'ruf meraup banyak suara di Jawa Tengah dan Yogyakarta dengan angka 70 persen, NTT, NTB dan Bali sebanyak 66,3 persen, lalu Kalimantan sebanyak 64,6 persen.
Sementara satu-satunya wilayah yang diungguli Prabowo-Sandi dari Jokowi-Ma'ruf adalah Sumatra dengan perolehan suara 49,6 persen.
Metode penelitian yang digunakan CSIS untuk survei ini adalah multistage random sampling kepada 1.960 responden di 34 provinsi di Indonesia. Margin of error yang diklaim CSIS adalah sekitar 2,21 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dari survei tersebut, Jokowi-Maruf Amin sudah dapat dipastikan akan menang pada Pilpres kali ini. Tetapi kerja-kerja pemenangan ini tetap harus dilakukan agar semua itu mewujud dalam kenyataan.