Kenapa guru?
Apa tidak ada selain guru?
Karena ayah dan ibuku adalah guru. Ibu adalah sosok guru yang sering kulihat dalam serial drama. Ayah adalah sosok guru yang sesungguhnya didalam hidupku.
Aku tidak TK maupun PAUD. Aku bisa belajar baca dan tulis karena ayah. Ayah yang mengajarkanku dari aku tidak bisa apa-apa sampai aku bisa membaca, menulis, menghitung, dan berpikir.
Sempat terfikir olehku untuk menjadi dokter. Tapi, seiring berjalannya waktu, Â traumaku terhadap darah semakin membesar. Bagaima bisa menjadi dokter jika takut darah?
Lalu aku juga ingin menjadi chef, ingin sekali masakanku di puji dan dihargai oleh orang lain. Tapi, aku tidak suka memasak.
Saat aku SMP. Aku ingin ingin menjadi pramugari, yang bisa menaiki pesawat terbang dan bisa ke berbagai belahan dunia. Tapi, aku sadar tinggiku tidak mencapai rata-rata. Maka kuurungkan cita-citaku menjadi pramugari.
Berfikir ulang, kuputuskan cita-citaku menjadi guru. Mengikuti jejak orang tuaku.
Menjadi pahlawan tanpa tanda jasa.