Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan

Ke Mana Indonesia Jika Resesi Merobek Jantung Kesejahteraan

21 Februari 2023   00:14 Diperbarui: 21 Februari 2023   00:24 284 4
Hidup manusia selalu dirundung oleh fenomena ketimpangan yang melanda dan mengancam kehidupan di berbagai sisi.Munculnya ketakutan umat manusia yang merongrong jantung kesejahteraan umatnya. Manusia pada satu sisi tentu mempunyai sifat deg-degan. Ataupun sikap was-was yang dirasa oleh seluruh lapisan.

Ia ibarat matahari yang redup nan gelap. Tiada lagi menyinari terang bagi umat manusia. Begitupun tumbuh-tumbuhan yang tidak lagi mengalami proses foto sintesis. Tumbuhan layu dan mengering hingga berguguran bak musim semi tanpa mengenal musimnya.

Bahkan tidak memangdang siapa yang menjadi pelaku utama ataupun pengendali dari peristiwa yang mengancam kesejahteraan. Seperti jin yang mencoba merengut kehidupan manusia. Bahkan yang lebih gawatnya adalah ia datang tanpa harus menyapa, kepada siapa ia memberikan bahaya. Bagi yang tidak siap. Maka lenyap dan luluhlantak seketika.

Ia yang disebut dengan Resesi. Suatu keadaan akan ketimpangan ekonomi umat manusia yang mengalami penurunan. Yang mana berlangsung dalam waktu yang tidak menentu dan bahkan membuat manusia kalang kabut untuk mengendalikannya.

Resesi akhir-akhir ini, menjadi suatu topik yang ramai menjadi perbincangan jagat maya. Ditengah perbicangan itu pun, manusia terancam kehidupan ekonominya hingga mendatangkan ketakutan yang sangat luar biasa. Bahkan tidak hanya mengancam kehidupan ekonomi suatu negara. Berbagi negara juga akan merasakan hal yang sama.

Faktor Penyebab

Resesi kian akut menjadi wabah yang seolah membuat manusia tidak bisa menemukan obat penenang yang pas untuk bisa menyembuhkan ketakutannya. Gelombang inflasi yang ikut naik membuat para pelaku keteteran untuk mencari alat yang pas untuk bisa menghadang sebuah ketakutan mengancam.

Ketidakmampuan untuk membeli barang-barang yang secara serentak mahal membuat manusia tidak berdaya mencari hasil produksi yang mudah dijangkau untuk di konsumsi.

Tidak hanya itu, ancaman resesi juga membuat para produsen kewalahan untuk mencari para pembeli yang meminati produk yang dihasilkan. Semakin terasa diberbagi aspek. Tidak hanya kebutuhan ekonomi yang naik ataupun harga barang yang mahal. Seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan.

Industri digital juga ikut mengalami goncangan yang amat besar. Kehadiran teknologi AI seperti membuat para pelaku industri digital juga kewalahan. Lantaran trafik yang diharapkan tidak lagi terjadi seperti sebelum-sebelumnya. Malah makin menurun dari angka 1000 turun menjadi angka 100.

Secara global, resesi tidak hanya mengancam satu negara saja. Berbagai belahan bumi yang dihuni manusia ikut mengalami suatu masa yang di namakan resesi.

Bank Dunia , menyampaikan bahwa resesi global terjadi karena keadaan bank-bank sentral seluruh dunia secara bersamaan menaikkan menaikkan suku bunga karena adanya inflasi.

Penyebabnya adalah kondisi pandemi Covid-19 yang pernah mengancam kehidupan umat manusia hingga menyebabkan adanya korban yang meninggal. Pun perang Rusia- Ukraina yang tiada berakhir sampai saat ini. Hal ini pun, membuat berbagai negara kesulitan untuk menyediakan pasokan kebutuhan warganya (Dikutip dari detik.com, 6 Oktober 2022).


 Kemana Indonesia


Indonesia sebagai negara ke empat dengan penduduk terbanyak di muka bumi ini, setelah India, Amerika Serikat dan China. Tentu akan mengalami suatu goncangan yang sangat dasyat ketika resesi melanda warga negara dari Sabang-Merauke.

Tanda-tanda resesi pun mulai terasa, ketika 5 perusahaan raksasa dunia memberhentikan karyawannya. Seperti yang dilansir Katadata.co.id pada 21 Januari 2023 yang lalu.

Goldman Sachs, pada 11 Januari memberhentikan 3.200 karyawan lantaran karena. Induk usaha Google, Alphapet, hampir 6 % karyawan di PHK, lantaran karena kehadiran teknologi AI yang tidak terlalu membutuhkan banyak karyawan.

Microsoft dengan memecat hampir 11.000 karyawan. McDonald's juga akan berencana mem-PHK karyawannya. Diikuti perusahaan Amazon yang berencana memangkas 18.000 karyawan.

Hal ini, semakin terasa di Indonesia ketika 23 perusahaan startup memberhentikan karyawan akibat resesi global yang akan terjadi. Seperti perusahan Bananas, GoTo, Binar Akademi dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Tawaran Solusi

Akibat dari bakar uang yang dilakukan oleh beberapa perusahan ternama Indonesia dengan menggelontorkan anggaran tanpa batas, guna untuk mendatangkan lebih banyak keuntungan dilakukan tanpa perhitungan yang efektif dan efesien.

Perhitungan perkiraan pasar dan konsumen yang belum pasti membuat perusahaan ternama kelabakan karena terlanjur membuang begitu banyak duit. Hanya karena alasan untuk membranding dan menjadi terkenal pada semua lapisan.

Sebagaimana paparan di atas, penulis mencoba mengurai dengan kesimpulan-kesimpulan sederhana dan tawaran solusi yang sederhan pula.Bahwa kondisi Indonesia sebagai negara berkembang tentu masih bisa untuk menyelamatkan rakyatnya guna memaksimalkan kesejahteraan yang harus dirasakan oleh semua kalangan.

Langkah penghematan mesti sudah mulai diwacakan kepada seluruh rakyat yang menghuni bumi Nusantara ini. Mulai dari penghematan membeli barang-barang mewah sampai pada mengurangi kebiasaan hidup yang mewah.

Kebutuhan pangan kita tidak bisa diragukan lagi, Indonesia dengan kekayaan alam yang begitu melimpah tentu menjadi fondasi kita untuk tetap kuat. Dengan mengonsumsi pangan yang seadanya tersedia.

Para pelaku ekonomi dan keterlibatan semua stakeholder, baik dari perusahaan BUMN sampai pada perusahaan swasta untuk mulai memikirkan bagaimana menyelamatkan rakyatnya agar tidak mati kelaparan ketika resesi terjadi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun