Seperti biasa pagi itu aku menghidupkan sepeda motor tungganganku. Ia memang selalu setia menjadi teman seiring sejalan membawaku berlari ke tempat di mana aku mau. Entah sadar entah tidak sadar, ia sudah menjadi sahabat menghiasi hari-hari itu. Menemani langkah perjalanan menantang badai dan topan kehidupan. Meski kadang jatuh tertiup angin dashyat yang sempat menghempaskan aku, ia menjadi garda depan penghalang musuh yang beringas, bengis, dan kejam. Dan terlontar pun aku tak jauh darinya. Cuma bergeser sedikit ke samping meski mataku harus terpejam. Menahan rasa takut yang mencekam.
KEMBALI KE ARTIKEL