Tiada angin tiada hujan, hari itu Mbah Muji tiba-tiba berhasrat sekali untuk menebang pohon beringin yang tumbuh di depan halaman rumahnya. Padahal, pohon beringin itu telah ada sejak sebelum Mbah Muji dilahirkan. Banyak anggota keluarga─terutama istrinya sendiri─menentang upaya tersebut. Biar bagaimana pun, menurut mereka, pohon beringin itu telah berjasa menemani lika-liku perjalanan keluarga lebih dari tiga generasi. Bahkan jauh sebelum junjungan mereka, Samin Surontiko yang dirahmati alam, masuk ke Blora dan mendirikan perkumpulan Sedulur Sikep.