Film "Istirahatlah Kata-Kata" merupakan drama biografis yang menceritakan kisah pelarian Wiji Thukul, seorang aktivis yang vokal dalam menyuarakan hak-hak kaum tertindas, setelah menjadi buronan Peristiwa Kudatuli pada Juli 1996. Wiji Thukul berprofesi sebagai penyair yang kerap menjadikan puisi sebagai simbol kemarahannya pada pemerintah Orde Baru. Ekspresi yang terbalut puisi tersebut telah memicu semangat demonstran dan pemberontak dalam protes-protes politik. Pada kerusuhan Juli 1996, Wiji Thukul dan beberapa aktivis lainnya dikambinghitamkan sebagai provokator yang harus bertanggung jawab pada demonstrasi tersebut. Sejak saat itu, Wiji Thukul dinyatakan sebagai buron dan harus berpindah-pindah untuk melarikan diri.
KEMBALI KE ARTIKEL