Sejak masih duduk di bangku kuliah, kita sudah sering dituntut untuk berdagang ide dan menjualnya. Tugas tersebut bisa berbentuk proyek, solusi konsep, maupun hanya sekedar ide abstrak dari suatu permasalahan. Hal yang sama akan kita alami dan lakukan terus menerus hingga kita duduk di belakang meja di kantor sebagai karyawan profesional, bertemu klien di lapangan sebagai pebisnis, maupun rapat dengan pejabat eselon satu sebagai seorang politikus. Dan beberapa komponen yang sama akan terus muncul, layaknya sebuah
template. Di proses penjualan ide itu akan selalu ada topik permasalahan, ide solusi yang ditawarkan, para pembeli (pihak yang membutuhkan solusi), dan tentunya
presenter atau pedagang ide itu sendiri. Dalam konteks dunia profesional, proses ini seringkali disebut dengan istilah
product pitch, pitching, atau
pitch.
KEMBALI KE ARTIKEL