Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Menikmati Jenuh

1 September 2012   20:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:02 213 3
siang ini, teriknya serupa 3 mentari

yang satu menerangi, satu selanjutnya membakar, dan satunya lagi membunuh

aku dibawahnya

diam di bangku kayu taman yang sisi-sisinya keropos, termakan waktu

sambil ku menggenggam sebuah buku

meraba dunia khayalku yang lama tak ku kunjungi




ku ingin bermainmain barang sejenak

menghabiskan siangku yang habis sebentar lagi

ku biarkan ketiga mentari menyatukan kekuatannya untuk membunuhku

atau mungkin dunia khayalku yang akan menghanyutkanku

ku biarkan semua...




lalu kubiarkan pula diriku merayap,

merayap sepanjang bangku taman ini

sambil buku masih di genggaman

dan imaji menggantung di pelupuk mata

sungguh, kubiarkan semua...




kubiarkan angin menyapu semua rerumputan taman

rayap-rayap menggerogoti tumpuan bangku nan tipis ini

kubiarkan...




sampai akhirnya ku buka mata duniaku

kulihat mentari diusir lembut oleh bulan melalui jingganya senja

lalu kutatap senja telanjang mata

mulut bergumam tak menentu




entah ucap syukur

entah ucap keji

entah...




yang aku tahu, aku terpaku menatap buku sepanjang siang

ya, menatap.. bukan membaca

entah apa yg ku tatap

entah apa yang ku simak

entah...




yang aku tahu, ini masih sepi... sepi yang menikam

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun