Desa Kemiri, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, merupakan salah satu pusat produksi susu sapi perah terbesar di Jawa Timur. Meskipun memiliki potensi ekonomi yang besar, desa ini menghadapi tantangan signifikan, seperti kemiskinan multidimensi, manajemen peternakan tradisional, dan keterbatasan infrastruktur. Artikel ini membahas peranan akademisi dalam mengatasi tantangan tersebut melalui pendekatan inovatif, termasuk pelatihan pemanfaatan limbah kopi menjadi pupuk organik cair, teknologi inseminasi buatan pada peternakan sapi, serta penguatan jaringan sosial menggunakan metode Social Network Analysis (SNA). Selain itu, akademisi memperkenalkan teknologi digital dan menginspirasi generasi muda untuk melihat potensi peternakan modern. Kolaborasi akademisi dengan pemerintah dan masyarakat setempat menunjukkan hasil positif dalam meningkatkan pendapatan peternak, mendorong diversifikasi usaha, dan membangun desa yang lebih mandiri dan berkelanjutan. Artikel ini menyoroti pentingnya sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam mencapai pembangunan desa yang inklusif dan berkelanjutan.
Akademisi dan Desa Kemiri, Pasangan Ideal atau Hanya Teori?
KEMBALI KE ARTIKEL