Masjid adalah tempat berkumpulnya masyarakat apabila Belanda datang menyerang. Kenapa masjid karena konon katanya masjid adalah tempat yang dilindungi oleh para wali. Meskipun di bom atau beberapa kali belanda berniat menghancurkan tetap tidak mempan. Suatau hari saat Belanda datang masyarakat Cemandi langsung berkumpul di masjid untuk melindungi diri mereka masing-masing dari serangan Belanda. Saat suasana sudah gencar tiba-tiba datanglah segerombolan orang yang tidak dikenal datang membawa 6 buah batang yang sudah menjadi kendang dan 2 buah batang yang dijadikan topeng. Mereka memainka alat musik tersebut di depan masyarakat dan orang-orang Belanda. Anehnya masyarakat sekitar mendengar tabuhan kendang tersebut seakan membaca kalimat tauhid, sedangkan Belanda melihat orang-orang tersebut seakan dedemit. Karena peristiwa tersebut Belanda tidak lagi mengusik desa Cemandi. Dan kemudian nama Reog Cemandi di sahkan pada tahun 1922 dan resmi menjadi kesenian tradisional desa Cemandi hingga sekarang. Reog Cemandi memiliki generasi pemegang atau penerus yaitu:
1.Dul Katimin