Peristiwa tabrak lari, di hari lahir Pancasila, 1 juni lalu, ba'da maghrib di Ajibarang, Banyumas yang menjadi korban adalah almarhum Pa Bagus, seorang pemasar perumahan dan istrinya, seorang laboran di RSUD Ajibarang. Keduanya dan anak-anaknya adalah tetangga dekatku.
Pilu membayangkan wajah fahri dan adiknya ketika mereka memahami apa yang sebenarnya terjadi, anak kecil yang biasa dengan polos dan logat agak cedal huruf "s" itu nyelonong main ke rumah "Om, minta minumnya..." itu sekarang sudah tidak punya ayah dan tidak punya ibu.
Anak yang biasa dipanggil upin ipin yang biasa seharian dirumah dijaga pembantu karena kedua orang tuanya harus mencari nafkah itu, kini benar-benar ditinggal bukan hanya disiang harinya saja, tapi selama-lamanya.
Semoga maghfiroh Allah SWT untuk almarhum dan almarhumah. Semoga 3 anak kecil yang saat ini mewarisi salah satu rumah mungil di RT-ku itu mendapat hikmah kemuliaan di dunia juga di akhirat atas keikhlasannya ketika mereka sudah memahami perisitiwa ini suatu saat nanti.
Dan semoga si penabrak lari itu bisa mendapatkan kabar tentang kecelakaan dan kepiluan akibat perbuatannya itu. Karena tanpa kejelasan kabar dan tanpa tanggung jawab darinya, aku sangat yakin, si penabrak lari itu sangatlah patut untuk dikasihani.
Entah siapa pelakunya, entah mobil jenis apa yang ditumpangi, yang jelas pada 1 Juni lalu ia melintas di Ajibarang, Banyumas ba'da magrhib dan hingga note ini ditulis aku yakin wajahnya gusar dan setiap malamnya dihantui mimpi buruk. Apabila diantara pembaca ada disekelilingnya orang yang resah tidak karuan dan dia melintas di Ajibarang, Banyumas kemarin dulu, cobalah tanyai, siapa tahu ada hubungannya dengan kecelakaan ini. Kalau memang iya, suruhlah ia datang ke RSUD Ajibarang dan menuntaskan apa yang memang harus ia tuntaskan. Tanggung jawab.