Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Halaman Terakhir Intan

29 April 2014   03:29 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:05 76 0
"Intan kamu udah tidur nak?" Ayah memanggil dari luar pintu kamar Intan.

"Belum yah, ada apa?, Bunda udah pulang belum yah?", Intan menjawab dari dalam kamarnya,

"ngga, mastiin aja, oh iya Bunda pulang lembur katanya tan" Ayah menjawab. Intan membuka pintu dan duduk di sebelah ayahnya,

"hah..... Pulang lembur? udah Jam 1 malem kok pulang lembur? mau pulang jam berapa tuh mamah?" saut Intan dengan kesal,

"gatau tuh bunda, oh iya kok kamu belum tidur tan?" saut ayah sambi mengelus-ngelus kepalanya,

"Ini mau tidur yah ", Intan menjawab dengan kesal, sambil jalan menuju kamarnya dan pintunya pun ditutup keras.

Itulah Intan anak satu-satunya dari seorang Ayah dan seorang Ibu pengusaha kaya terkenal. hobinya membaca buku, khususnya novel dan komik. sampai disekolahpun dia sering ditegur oleh gurunya karena membaca novel disaat guru sedang menerangkan. Namun, dia anak yang cerdas, walaupun sering ditegur, tapi nilai-niainya selalu hampir sempurna. karena kecerdasanya, wanita imut ini, salah satu orang yang baik dan banyak teman, banyak pria yang suka kepada Intan karena sikap dinginnya, dia selalu bersikap cuek jika ada pria yang berusaha mendekatinya di sekolah, mereka hanya dianggap teman dekat oleh Intan.

Namu, berbeda di rumahnya, dia anak yang pendiam, dan lebih sering sedih dibanding dengan kebahagiaanya saat disekolah. Orang tuanya memanjakan Intan dengan kekayaanya dia diberi mobil, gadget keluaran terbaru, dan banyak lagi, namun Intan tidak memakai hasil pemberian orang tua nya.

Ke esokan harinya, dipagi hari iya biasa meminum teh hangat sambil membaca komik didepan televisinya.

"Eh intan, udah bangun kamu nak?" sapa Bunda,

"udah bun, mau teh ngga bun?" sambil menyodorkan teh hangatnya,

"ngga ah ini bunda mau pergi lagi ya intan?", bunda menolak sambil beres-beres tasnya,

"pergi?, pergi kemana?, hari ini kan hari minggu, bunda?, ga ada gitu hari libur buat bareng bertiga", lagi dan lagi Intan menjawab dengan kesal,

"Bunda ada urusan nak, ntar klo ada hari luang kita pasti bareng kok, lagian ayah juga udah pergi tadi subuh kataya ada urusan diluar kota, jadi harus pergi subuh biar pulang ga kemaleman," ibu menjawab sambil membuka pintu.

Hari yang ditunggu-tunggu oleh Intan untuk bisa kumpul dengan orangtuanya tidak datang juga, lama kelamaan intan pun bosan dirumah. Mobil yang diberikan oleh orang tuanya akhirnya dipakai olehnya namun dipakai untuk balapan tengah Malam.

Beberapa kali intan sering melakukan balapan tanpa diketahui orangtunya, ketika intan pulang ternyata dirumah sudah ada kedua orangtuanya yang sedang asik nonton tv,

"Intan dari mana kamu?, kenapa kamu baru pulang sekarang?, Ayah kira kamu udah tidur, tadi diketuk-ketuk ga dijawab?." dengan nada marahnya kepada Intan.

"Habis balapan yah" Intan menjawab dengan nada polos.

"apa balapan? kamu perempuan, sadar dong Intan?". bunda menjawab dengan ke kawatinya.

"emang perempuan kata siapa laki-laki?, emang bunda ga sadar yah, klo bunda juga perempuan?, kok bunda sibuk banget sampe pulang lembur hampir tiap hari, bukannya itu harusnya dilakuin sama ayah kan?" Intan menjawab dengan polos.

"Intan sopan bicaranya!, kamu bukan anak ayah lagi sekarang. Keluar....!." ayah marah dan mengusir intan, sedangkan bunda hanya dapat menagis sambil menahan amarah ayah,

"oh.... Ayah baru sadar?, Bunda dan Ayah tuh emang ga cocok Jadi Orang tua Intan, cocoknya cuma buat jadi bos perusahaan, Intan tuh emang bukan siapa-siapa? cuma di jadiin piguran sama Ayah dan Bunda, ngga berarti dibanding sama perusahaan kalian, Intan ingin Ayah dan Bunda inget sejarah hari ini. Intan pergi sekarang!". Intan marah, dan menangisi kejadian ini, dia pun pergi menggunakan mobilnya. Sedangkan Ayahnya hanya bisa berpikir tentang sejarah apa hari ini, begitu juga Bunda yang ikut menangis.

Waktu sudah Menunjukan jam 4, tepat 3 jam setelah intan meninggalkan rumah.

"kriiiiiiiiiiiing........." suara Handphone Ayah berdering.

"haloo......" Ayah mengangkat telepon,

"selamat pagi pa, apa benar anda orangtua dari saudari intan" seseorang berbicara.

" benar pa.... Ada pa?, Anda siapa?" Ayah menjawab,

"Anak bapak kecelakaan di jalan sukamiskin, sekarang Intan di bawa ke rumah sakit, saya Polisi pak"

Mendangar pernyataan dari seorang polisi tersebut Ayahnya keget dan menangis, ditambah lagi peristiwa yang belum lama terjadi ini, dan melihat tangisan seorang istrinya yang tidak lain Bunda dari Intan. mereka pun menuju kerumah sakit, namun sudah terlambat Intan yang dulu baik, cerdas dan banyak teman sudah tidak ada. mereka berdua menangis meihat Intan yang imut sudah tidak ada.

"selamat pagi pa, ini ada buku yang dibawa saudara Intan mungkin ini lebih baik disimpan oleh bapak dan ibu", polisi tadi menghampiri dan memberi buku berupa binder milik Intan.
Mereka berdua mengis sambil meihat tuisan-tulisan Intan, banyak curhatan-curhatan tentang teman-teman disekolah yang menyenangkan dan banyak pesan-pesan lucu yang diberikan oleh teman-teman saat Intan berulang tahun, foto-foto waktu Intan baru pertama kali dilahirkan, kasih sayang, kehangatan, kekeluargaan yang tegambar dalam foto itu. membuat mereka agak tersenyum dalam tangisan, dan ketika melihat halaman terakhir ada pesan singkat yang Intan tulis.

"Bunda, Ayah, Intan ingin kita bisa bahagia bersama, Intan ingin Hari ini ulang tahun Intan sama seperti usia intan yang ke satu, dimana Intan dirayakan, disayang, dimanja oleh Ayah dan Bunda, tadi Intan sengaja pulang lebih malam dari Ayah dan Bunda agar Intan dapet kejutan dari Ayah dan Bunda tapi malah terjadi pertikaian yang membuat kalian nangis. Tolong maafin Intan Bunda, Ayah, Intan udah sering membuat kalian kecewa. Intan gak mau jadi anak durhaka. semoga dengan pesan ini Ayah dan Bunda bisa sadar bahwa kemewahan bukan segalanya, namun kasih sayang adalah segalanya. oh, iya Intang ingin Ayah dan Bunda jangan kerja larut malam dong, Intan ga mau liat Ayah dan bunda kecapean. istirahat aja dirumah. Ayah dan Bunda kan Udah tua,,, hehehe,,,,jaga diri kalian yah... (29-09-2013 03:30 Intan)"
Mereka berdua pun sadar dan nagis seakan tidak memaafkan dirinya sendiri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun