Pada masa Hindia Belanda tahun 1902 hingga tahun 1923 Daerah di Bojonegoro mengalami ketidakstabilan musim yang mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Gagal panen dialami secara terus-menerus. Hal tersebut diperparah dengan kondisi masyarakatyang mengalami kelaparan. Pada tahun 1923 terjadi musim hujan yang berkepanjangan yang diikuti dengan musim kering pada selanjutnya menyebabkan kegagalan panen 41.694 bau lahan padi.
KEMBALI KE ARTIKEL