Rizki Maulizan/KKN-DR98/UINSU
Saya ucapkan terima kasih, karena sudah mau mengawali mata anda untuk membaca artikel atau opini saya ini. Baiklah saya rasa tidak perlu panjang lebar. Kita semua sudah tahu kalau saat ini kita masih dalam zona Covid-19 atau Corona Virus Disease 2019, yang sempat heboh di akhir februari kemarin yang bermula pada akhir desember 2019 lalu. Lantas bagaimana nasib pendidikan kita saat ini. Menurut saya, sedikit menyulitkan, simpang siur, dan tidak efektif untuk awal-awal pada saat menyebarnya Covid di Indonesia. Aktivitas sekolah juga banyak diliburkan yang mana pembelajaran dilakukan secara online di rumah, pekerjaan juga terkena dampaknya, tak luput juga PHK besar-besaran pun mulai dirintis, banyak kalangan bawah yang menangis karena ekonomi mereka terkikis saat masa lockdown. Saat ini yang jadi masalah, negeri kita bukan menjadi lebih baik, tapi makin buruk dalam penyebarannya. Saat ini Indonesia menduduki peringkat teratas dan tertinggi di Asia Tenggara terhadap penyebaran Covid-19 pada Agustus ditahun 2020 ini.
Di Indonesia sendiri sudah ada kebijakan yang diberlakukan yakni PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk menekan penyebaran virus ini. Aktivitas sekolah atau universitas ditutup, semua pelajar dari setiap kalangan sampai jenjang mahasiswa, menggunakan pembelajaran online. Mungkin dibeberapa kalangan ini kabar baik, tapi secara frekuensi dan penilaian jelas kualitas peserta didik menurun, walaupun begitu ada juga beberapa sekolah yang memang melakukan strategi khusus agar pembelajaran berjalan dengan baik walaupun dalam jaringan.
Lalu bagaimana nasib pendidikan kita saat dalam fase new normal ini, apakah baik-baik saja? Tidak sepenuhnya begitu. Menurut saya, tidak selamanya pembelajaran itu menggunakan kegiatan online. Lantas di fase New normal ini gimana? Walaupun aktivitas sekolah ditutup sebelumnya, saat ini aktivitas guru dan karyawan lainnya sudah mulai beroperasi untuk mengatur pendidikan disekolah untuk pembelajaran online dan sistem kinerja guru. Saya setuju, karena dimasa Pandemi ini tidak bisa disepelekan, dikhawatirkan nanti semakin menyebar virusnya, lebih baik untuk saat ini pembelajaran via Online saja, dengan begitu guru juga harus memikirkan bagaimana kualitas peserta didiknya. Sederhananya, disekolah saja yang tatap muka terkadang belum maksimal, apalagi yang tidak tatap muka. Jadi sudah tergambar situasinya.
Saat ini, hampir 70 % pembelajaran via Online, dan lebihnya bertatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Jika sudah begini, setidaknya guru harus siap dengan apa terjadi kedepannya. Guru juga harus siap untuk tidak menggerutu saat muridnya masuk sekolah dalam fase yang sudah pulih seutuhnya nanti, karena mereka tidak maksimal belajar sebab sudah lama dirumahkan. tidak semuanya orang tua maksimal dalam mengajar anaknya. Beda lagi jika ia dimasukkan dalam les atau ruang guru yang sedang diminati saat ini. Sebenarnya untuk menggali ilmu tidak harus disekolah. Hanya saja pentingnya pendidikan karakter dan wawasan berpikir yang sebagian besar juga didapatkan dari kebiasaan dan pengalaman aturan serta ajaran yang diberlakukan dalam sekolah.
Kesimpulannya, dari kalangan anak-anak, remaja, sampai dewasa lainnya sudah dihidangkan kecanggihan teknologi, bisa dibilang dalam mendapati informasi dan ilmu pendidikan lebih mudah didapatkan selagi dituntun sama orangtua atau gurunya. Tetap ikutin protokol kesehatan, dan selalu semangat mencari ilmu. Ada kata mutiara, menurut saya ini cocok diamalkan untuk saat ini dan kedepannya. “Orang sukses ialah orang yang menabung ilmu dan mengolahnya dimasa depan”.
Salam akhir, perkenalkan nama saya Rizki Maulizan, Mahasiswa PAI UINSU SEM VII dengan Kelompok KKN98 dan Dosen Pembimbing lapangan Ibu Reni Agustina Harahap, SST. M.Kes , semoga bermanfaat bagi kita semua. Jangan lupa juga kunjungin Channel saya, “TIPS ZAENS” teman-teman akan menemukan berbagai tips lain nantinya. Wassalamu’alaikum.