Ada aturan dalam hidup yang perlu kita ketahui, bahwa setiap harinya selalu ada hal baru yang akan kita hadapi, entah hal baik ataupun hal buruk. Tentu, semua orang di dunia ini menginginkan hal terbaik di dalam hidupnya. Wajar, tidak ada manusia yang ingin hidupnya menderita. Tidak ada juga satupun manusia yang ingin kegagalan. Oleh karena itu, trial and error menjadi salah satu cara yang dilakukan seseorang untuk bisa mencari kemanakah jalan yang akan dilalui untuk kedepannya.
Menurut survei yang dilakukan oleh UNICEF dan Gallup, bahwa 80 persen anak dan pemuda di Indonesia percaya bahwa dunia akan semakin baik kedepannya. Akan tetapi, secara bersamaan, hampir 29 persen mengalami depresi atau kekurangan minat untuk melakukan hal apapun. Hal ini mengingat populasi penduduk yang semakin meningkat, ditambah --menurut data dari Susenas pada tahun 2023--ada sekitar 64,17 juta jiwa pemuda di Indonesia. Tentu, ini menjadi bumerang bagi Indonesia sendiri dalam mempersiapkan Bonus Demografis pada tahun 2045.
Lalu, apa kaitannya dengan tema yang akan kita bahas?
Ya. Banyaknya populasi pemuda di Indonesia menjadikan makin ketatnya persaingan di beberapa sektor, baik di sektor pendidikan, peluang kerja, peluang usaha, dsb. Selain itu, perkembangan teknologi yang begitu cepat membuat manusia secara lambat laun akan dikalahkan oleh mesin, jika manusia tidak memiliki kompetensi dan kapasibilitas yang mumpuni. Alhasil,respon mayoritas penduduk Indonesia melihat data tersebut menjadi pesimis.
Tak perlu khawatir kawan. karena tulisan saya akan membahas solusi dari keadaan tersebut.
Oke, saya mulai dengan salah satu teori yang bernama Goldilocks.
Prinsip Utama Goldilocks