Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Demokratis Satiris

18 Januari 2024   09:43 Diperbarui: 18 Januari 2024   09:48 154 4


Di balik tirai pesta demokrasi

Pamor pemilu semerbak aroma hipokrasi

Keceriaan terasa palsu senyum di bibir

Namun di hati  pertarungan seribu nafas berkecamuk liar


Calon-calon berkumpul, janji-janji melimpah

Seolah-olah surga turun di hadapan mata

Slogan-slogan berkumandang, indah di telinga

Tapi realita tersembunyi, seperti bayangan yang menyesatkan.


Jalanan dipenuhi spanduk dan poster

Wajah-wajah bahagia seolah-olah tak ada kebobrokan

Namun, di balik senyum dan isak tangis kemenangan

Tersembunyi tipu daya bak cerita yang tak terbaca


Debat politik layaknya sandiwara panggung

Dialog retoris senjata utama dalam laga

Namun substansi hilang ditelan gemerlap kata

Rakyat terpinggirkan kebenaran kian terabaikan


Pemilih pun bingung, di tengah tawar-menawar janji

Kata-kata manis, seperti gula yang merayu

Mereka berlomba-lomba mengejar kursi empuk

Tanpa sadar memerankan peran di dalam sandiwara busuk


Pesta demokrasi semakin lama semakin miris

Kritik terdengar tapi takkan pernah disaring

Pemilu menjadi permainan antar kepentingan Rakyat

pemain kelas tiga dalam skenario tak berujung.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun