Kematian pemimpin Korea Utara “Dear Leader” Kim Jong Il mengingatkanku kembali akan kejadian di Beijing beberapa saat yang lalu ketika saya bersama ayah sedang beranjangsana ke ibukota Cina yang ramai itu.
Mengintip Korea Utara dari Beijing
“Ayo ikut Ayah ke Pyongyang”. Demikian jawab ayah sambil bergegas menuju ke stasiun Metro yang tidak jauh terletak dari Hotel kami. Dengan mulus metro line 10 yang kami tumpangi menembus terowongan bawah tanah kota Beijing yang sibuk dan akhirnya kami pun tiba di Chaoyang District, sebuah kawasan di bagian timur laut kota Beijing.
Keluar dari stasiun metro Tuanjiehu, kami segera menyusurijalan raya Gong Ti Bei Lu yang menuju ke Worker’s Stadium. Namun sebelum sampai ke stadion tadi, tampak sebuah gedung berlantai lima yang bernama Yashow Market.Akhirnya kami pun masuk ke gedung ini dan kemudian sempat melihat-lihat sebuah biro perjalanan yang khusus melayani wisata ke Korea Utara. Wow , apa benar saya mau diajak ke negrinya Kim Il Sung ini, kata saya dalam hati?
Kantornya cukup menarik, di depannya terlukis dengan jelas logonya yang khas gambar dan ikon komunis berupa seorang pemuda belia yang sedang tersenyum dan melambaikan tangannya. Di atas tangan pemuda tadi terlukis bintang merah dalam lingkaran dasar berwarna kuning. Wah benar-benar logo negri komunis. Demikian tegas saya dalam hati.
Ternyata di biro perjalananini merupakansebuah biro perjalanan yang berpusat di London dan memiliki kantor di Beijing untuk melayani beberapa tur ke negri-negri yang sangat tidak lazim untuk dikunjungi. Selain ke Korea Utara, mereka juga melayani wisata ke Tukrmenistan, dan juga, bagian Timur negri Russia yaitu kota-kota yang sebelumnya tidak pernah terbuka untuk orang asing di Siberia.
HUT ke 100 Kim Il Sung
Salah satu acara yang menarik untuk dikunjungi adalah tur yang dinamakanTur untuk merayakan HUT ke 100 Kim Il Sung. Perlu diketahui bahwa Kim Il Sung adalah pendiri Republik Demokrasi Rakyat Korea pada tahun 1944 dan walaupun telah meninggal pada 1994, tetap diangkat sebagai presiden abadi negri ini. Beliau dijuluki sebagai “the great leader” sedang putranya Kim Jong Il yang baru saja meninggal dijuluki “the dear leader”.
Secara de jure, beliau adalah Presiden sepanjang masa dan juga pencetus ideologi “Juche” yang artinya mirip mirip dengan swadesi atau berdikari. Karena itu penanggalan di Korea Utara juga dihitung berdasarkan taanggal kelahiran sang pemimpin besar sehingga tahun 2011 ini merupakan tahun Juche ke 100.
Lalu kalau kita bisa ikut tur pada April 2012 tahun depan, maka diperkirakan akan ada pesta besar-besaran seperti pergelaran Mass Games, yaitu semacam pertunjukan massal yang menyertakan ratusan ribu penari di Stadion 1 Mei atau juga Kim Il Sung Stadium yang konon merupakan stadion terbesar di dunia. Stadion Kim Il Sung ini dibangun untuk mempersiapkan Pyongyang sebagai tuan rumah Olympiade 1988 lalu yang ternyata hanya di adakan di Seoul.Selaian itu diperkirakan juga akan ada pameran bunga Kimilsungia, yang khabarnya merupakan sebuah anggrek yang diberikan sebagai hadiah oleh Presiden Soekarno kepada pemimpin besar Korea Utara ini.
Tentu saja acara klasik keliling kota Pyongyang seperti mengunjungi Arc de Triumph versi Korea Utara, Juche Tower,berpesta di Ki Il Sung Square, mencoba naik Pyongyang Metro yang konon merupakan kereta bawah tanah paling dalam di dunia dan semua tempat-temapat menarik yang menjadi keharusan bila kita berkunjung ke Pyongyang.
Selain itu, kunjungan ke Kaesong, Panmunjom yang merupakan perbatasa dengan Korea Selatan di 38 derajat Lintang Utara, juga merupakan daya tarik lain tur ini.
Tetapi, apakah kami akan menerima undangan itu.? Biarlah waktu yang akan menjawabnya, setidaknya kunjungan kami ke tempat tadi telah sedikit memperkaya pengetahuan kami akan salah satu negri yang paling misterius dan tertutup di dunia saat ini. Selamat Jalan Kim Jong Il!